Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cegah Krisis Harapan!

3 Oktober 2020   15:56 Diperbarui: 3 Oktober 2020   16:11 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disadari, atau tidak, kita harus bisa memosisikan situasi sekarang ini, dalam fase perjuangan berat. Tidak jauh beda dengan perang di era kemerdekaan. 

Harapan masih ada, tetapi pintu kemerdekaan dari kungkungan pandemi covid-19 masih membayang samar. Sudah ada, berita yang membahagiakan, diperkirakan atau dijanjikan oleh kaum penjajah itu, bahwa kita akan merdeka, dan menghirup udara normal di bulan Januari atau setidaknya akhir tahun 2021. 

Harapan itu sudah dihembuskan oleh banyak orang. Tetapi, kita semua, sekarang masih di sini, di tengah 'kungkungan' pandemic yang setiap saat, setiap atau setiap waktu, bisa mengancam jiwa kita.

Alah, kalau saja. Semua orang bicara pesimis serupa itu semua. sudah tentu, kita akan makin galau. Galau, bukan karena tidak tahu kapan pandemi ini, akan berakhir, tetapi juga galau dengan ragam langkah yang harus dilakukan saat ini.

Apa yang harus dilakukan?!

Adalah teriakan sebagian orang dalam menghadapi situasi sulit serupa ini. 


Kami butuh makan, bukan vaksin?!!

Teriakan sebagian orang  lagi, yang tidak banyak diketahui orang, mereka sudah menahan lapar dan dahaga beberapa bulan terakhir ini. Betul, bahwa dapat terlihat sejumlah orang, baik di daerah maupun di Pusat tengah berusaha serius untuk memerangi pandemi ini. Tetapi, perjuangan adalah perjuangan, kebutuhan praktis saudara kita di samping kita, masih tetap juga harus diperhatikan dengan seksama.

Dalam situasi serupa inilah, kita melihat dan merasakan bahwa ada tiga kesadaran penting  yang harus sama-sama dikedepankan, yakni:

(1) kita semua berada dalam situasi yang krisis, semua orang, bukan hanya kau, tapi aku, dan mereka juga;

(2) dalam situasi krisis ini, tidak boleh pula ada krisis semangat dan harapan, karena kalau krisis kehidupan didampingkan dengan krisis harapan, maka semuanya akan lebih cepat berakhir, dan oleh karena itu;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun