Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rocky, Akal Sehat dan Sintesis Kebangsaan

30 Januari 2019   11:16 Diperbarui: 30 Januari 2019   11:28 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam tahun politik, dan atmosfir politik serupa ini, ajakan untuk mengembangkan akal sehat menjadi sesuatu yang kabur. Kabur bukan karena tidak jelasnya makna akal sehat, tetapi lebih disebabkan karena aura ajakan yang juga belum tentu searah dengan akal sehat.

Sebagaimana kita ketahui bersama, pengamat politik yang juga filosuf, Rocky Gerung adalah tokoh yang getol menggelorakan akal sehat. Bahkan dalam beberapa kesempatan, misalnya saat mengomentari reuni 212 di Monas, dia menyebut Monas sebagai Monumen Akal Sehat, kemudian saat memberikan kuliah kepada pendukung Prabowo-Sandi, dihadapan puluhan alumni perguruan tinggi, dia pun mengatakan bahwa 17 April sebagai hari kemerdekaan akal sehat.

Mari ingat kembali, nasihat Michael Foucault. Salah satu spirit dari pemikirannya itu, mengingatkan  kita  untuk hati-hati terhadap ideologi atau kepentingan kekuasaan pada tindak dan pengetahuan kita. Setiap pengetahuan, juga tindakan kita, akan diliputi oleh ambisi kekuasaan dari si penelor gagasan atau si pemilik kekuasaan.

Sehubungan hal itulah, maka gagasan untuk melakukan revolusi, restorasi atau reformasi akal sehat, perlu dihadapi dengan sikap kritis, sehingga kita tidak terjebak oleh hipnotis intelektual tersebut.

Sikap kritis yang diajukan Michael Foucault itu, berupa pengembangan model arkeologi pengetahuan. Gali secara kritis, lapisan kepentingan pada pengetahuan dan tindakan seseorang, sampai kita benar-benar menemukan makna sejati atau inti dari sebuah gagasan, ide atau pengetahuan tersebut.

Rocky Gerung adalah filosof, pemikir dan sekaligus aktivis sosial yang menggelorakan pengembangan akal sehat dalam menghadapi, memahami dan mengisi tahun politik kali ini. Saya pun, termasuk bagian dari yang terhipnotis dengan gagasan tersebut. Karena ulahnya itulah, kegelisahan dalam pikiran ini, kemudian menuntun saya untuk menuangkan gagasan ini di sini saat ini.

Kembali ke pertanyaan awal, "apa yang dimaksud dengan akal sehat ?" akankah kita mampu memahami makna akal sehat, dalam atmosfera politik yang lagi carut marut serupa ini ?

Untuk sekedar contoh, siapa yang sedang menggunakan akal sehat, dan siapa yang tidak sedang menggunakan akal sehat ? apakah si penutur tengah menggunakan akal sehat, sementara yang tidak setuju dengan penutur dikategorikan sebagai orang yang tidak menggunakan akal sehat ? jika saya mendukung pasangan yang tidak sejalan dengan pemikiran Anda, kemudian kita jadi terbelah menjadi pengguna akal sehat dan tidak sehat ? bila demikian adanya, apa bedanya penggunaan akal sehat dengan pemanfaatan ideologi kekuasaan, yang digunakan untuk membungkam lawan politik demi kekuasaannya ?

Saya pikir, ucapan Rocky Gerung tidak bisa dilepas dari konteks, namun juga tidak boleh dipenjara oleh tempatnya. Konteks yang sedang dibangun Rocky Gerung adalah membangun kedewasaan dalam berpolitik dengan atmosfir demokrasi yang unggul. Inilah pesan moralnya, dan oleh karena itu, tidak bisa dipenjarakan terhadap konteks dukung mendukung.

Kendati tempatnya dalam satu forum tertentu, namun gagasan revolusi akal sehat ini, menusuk ke luar dan ke dalam. Menusuk dan menggores ke kita yang berada di belakang Rocky Gerung, dan atau menusuk dan menggores ke luar yang berada di luar koridor pemikiran Rocky Gerung. Oleh karena itu ajakan untuk mengembangkan nalar sehat itu, bukan berarti harus setuju dengan Rocky Gerung.

Saya yakin. Rocku Gerng yang juga mendewakan prinsip dialektika, akan memahami hukum nalar serupa ini. Dengan kata lain, revolusi Rocky Gerung adalah tesis yang ditawarkan, dan menantang antithesis lainnya, sehingga mampu menjadikan sintesis kebangsaan yang lebih  sehat !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun