Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Politik

5 Ayat yang BisaTumbangkan Jokowi-Ma'ruf

1 Oktober 2018   15:48 Diperbarui: 1 Oktober 2018   15:56 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ambisi dari setiap tim sukses, yaitu menggolkan kandidatnya menduduki jabatan yang diinginkan. Termasuk dalam hal ini, yaitu tim sukses Jokowi-Ma'ruf. Untuk pilpres kali ini, Tim Suksesnya akan bekerja keras dengan target menggolkan Jokowi-Ma'ruf sebagai presiden-wapres di Negeri yang dicintai ini. Namun demikian, yang namanya sebuah permainan, peluang kemenangan itu tetap terbuka, dan potensi kekalahan pun, bisa menganga.

Apa factor yang bisa menyebabkan kegagalan Tim Sukses Jokowi-Ma'ruf  mengantarkan kandidatnya pada kursi kekuasaan ?

Pertama, ketidaksolidan internal tim. Tim Sukses adalah as dari sebuah roda kampanye kali ini. Andai as-nya tidak kokoh, mudah goyah, dan tidak kompak, maka potensial agenda dan rancangan kerja bubur di tengah jalan.

Kedua, mulusnya mesin partai. Lingkaran ini, merupakan lapisan kedua yang akan menopang keberhasilan tim sukses. Partai politik yang memiliki dua kaki, hanya akan memecah konsentrasi konstituen. Di yakini atau tidak, keajegan kaki pimpinan partai, akan menjadi garansi awal untuk memenangkan permainan ini.

Ketiga, rasionalitas media. Dalam proses kampanye dan sosialisasi, peran media merupakan salah satu kunci yang tidak boleh diabaikan. Kendati potensial menjebak media pada kubangan-kematian profesionalisme media, namun peran media dalam mempromosikan kandidat tetap sangat diperlukan.

Keempat, stabilitas keamaan. Jokowi Ma'ruf adalah pasangan dari petahana. Keadan dalam negeri akan menjadi potret awal dan utama bagi masyarakat dalam menilai kinerjanya. Oleh karena itu, keamanan  dalam negeri, baik dalam pengertian keamanan dan pertahanan maupun keamanan-pangan, menjadi sangat penting untuk dikembangkan.

Potensi krisis atau hal-hal yang potensial memancing keresahan social, hendaknya dapat dianisipasi oleh Pemerintah. Karena situasi itulah, yang sesungguhnya akan menjadi potret kepatutan petahana untuk melanjutkan kekuasaannya pada periode berikutnya.

Terakhir, kelakuan figur. Andaipun ada contoh dari kemenangan Donald Trump, yang menampikan kelakuan melawan arus-utama persepsi public, namun untuk konteks Indonesia, sikap dn perilaku figure tidak boleh melawan arus persepsi dan nilai budaya yang tumbuh kembang di masyarakat. Setiap figure, hendaknya mampu menunjukkan sikap yang ramah, seramah aslinya terhadap nilai, norma dan budaya masyarakat.

Bila tim sukses abai terhadap kelima aspek ini, bukan hal mustahil pasangan ini, akan mengalami kesulitan untuk melanjutkan kekuasaannya pada periode berikutnya !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun