Mohon tunggu...
Ardi Atma
Ardi Atma Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Putra Kelahiran Pangkal Pinang (numpang lahir doang) yang mulai kecil hingga menyelesaikan studi S1 di kota yogyakarta, sehingga sangat kental darah jawa dari pada darah sumatranya. Hidup di Jakarta selepas tamat dari S1 dan mulai mencari celah untuk bisa menaklukan kota Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money

Berita Ekonomi Dilihat dari Kebutuhan Realitanya

27 April 2011   08:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:20 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita ekonomi seringkali menjadi suatu kebutuhan bagi sebagian orang, tetapi seringkali apa yang tampak baik di satu sisi, memiliki efek samping yang buruk di sisi lain. Sebagai contoh, kenaikan harga minyak dapat membuat sebagian orang akan berpikir bahwa itu baik! Tapi  disebagian orang kenaikan harga minyak merupakan berita buruk. Sering kali harga minyak naik karena "ahli" percaya ekonomi akan membaik sehingga minyak akan lebih dibutuhkan dalam berita ekonomi, tapi berita buruknya kenaikan harga minyak menyebabkan meningkatnya biaya hidup, Tapi itu merupakan kabar baik dalam membantu Produk Domestik Bruto. Tapi berita buruknya kemudian menyebabkan inflasi. Tetapi inflasi itu berarti perekonomian meningkatkan merupakan berita-baik. Tetapi menjadi prihatin tentang inflasi dan menaikkan suku bunga merupakan suatu berita buruk, yang menyebabkan nilai dolar meningkatkan merupakan berita baik. Jika kita berpikir bahwa analisis politik dan obrolan politik hype sering lebih dari apa pun, hal yang sama pasti dapat dikatakan tentang menganalisis berita ekonomi. Anda dapat segera memahami mengapa berita ekonomi sering tampak membingungkan karena apa yang baik untuk satu konsumen, mungkin buruk bagi yang lain dan apa yang baik untuk satu perusahaan mungkin buruk bagi perusahaan lain. Pasar saham seringkali yang paling membingungkan. Pada hari-hari ketika ada "kabar buruk," pasar sering naik, sedangkan pada beberapa hari "kabar baik", pasar kadang turun, sementara Dow, atau S & P, dll, mungkin naik, itu tidak berarti bahwa saham anda sendiri akan mengikuti. Terlalu sering, demi sebuah berita ekonomi, media mencoba menyederhanakan berita ekonomi yang berlebihan, namun dengan definisi yang cukup kompleks. Namun dalam kasus ini, "para pakar" setuju atas suatu tindakan atas solusi berita ekonomi yang layak. Ini adalah keyakinan saya bahwa perekonomian yang sehat membutuhkan faktor-faktor tertentu sesuai pada tempatnya. Pengangguran rendah, kepercayaan konsumen tinggi, sektor manufaktur yang kuat, dan defisit pemerintah berkurang. Itulah yang harus kita wujudkan dalam perekonomian yang sehat :)

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun