Artikel ini melanjutkan artikel saya yang sebelumnya : Hidung Tak Mancung Jangan Pipi yang Disorong-sorong
Hari-hari berlalu...
Dan saya pun sudah mulai menemukan ritme siklus dunia kerja, siklus yang ternyata yaaa biasa saja tidak ada yang spesial.
Masuk kerja, apel, habis apel ngopi ada surat mengetik surat, dan jika tidak ada surat ya ngopi lagi, asik kan ? Hahahhaa...
Entahlah ini memang siklus kerja di kantor saya saja atau ini berlaku di kantor anda juga ?
Berjalan dan terus berjalannya waktu...Â
Kemudian saya berpikir, benarkah semua pekerjaan ini tidak lepas dari surat ? Lah jaman udah canggih kenapa harus terus menggunakan cara manual seperti ini ? Ah mungkin jika saya terus bertanya dan bertanya jawabannya cuma satu, ya memang begini kerjanya dari dulu harus memakai surat.
Ooohh....
Berarti kita ini kerja hanya meneruskan pekerjaan orang yang terdahulu ?Â
Ooohh....
Berarti yang kita kerjakan hari ini juga pernah dilakukan oleh orang-orang terdahulu, 10-20 tahun yang lalu ? Terus dimana kata-kata revolusi dan reformasi yang dikumandangkan, jika yang saya lakukan juga sama dengan orang terdahulu lakukan ?
Tapi kok telinga saya ini selalu mendengar kata perubahan, perubahan dan perubahan...Â
Sudah banyak perubahan yang terjadi, sistem kerja kita sudah berubah. Kalau sistem sudah banyak yang berubah kenapa cara kerja kita masih gini-gini aja ?
Tidak akan mungkin pertanyaan-pertanyaan seperti di atas saya tanyakan ke pimpinan saya.Â
Saya pasti ditertawakan, dan juga sedikit celetukan ah kamu anak kemaren sore juga sok-sok idealis kamu, ikuti arus sajalah.
Apa boleh buat, saya hanya 'anak kemaren sore' yang tak bisa berbuat apa-apa.
Saya coba ikuti arus dan semoga saya cukup kuat untuk berenang ke tepian. atau jika memang saya tidak kuat, saya akan ikuti arusnya sambil berharap tidak akan terbawa arus sampai ke ujung yang biasanya banyak menenggelamkan orang-orang, dan jika saya punya kekuatan yang lebih akan saya lawan arusnya.
Begitu saya sudah lawan arusnya....
jika saya kembali diberi kekuatan yang lebih besar lagi, saya akan rubah arusnya ke arah yang benar yang tidak menenggelamkan orang lain.
Untuk saat ini, doakan semoga saja saya punya kekuatan untuk bertahan dari derasnya arus yang baru saya masuki.
Dan sambil menghirup kopi terakhir, saya masuk ke ruangan untuk kembali bekerja.