Mohon tunggu...
Mohan Muhammad
Mohan Muhammad Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Conten Creator

Kami adalah relawan kemanusiaan dan lingkungan hidup

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

2 Masjid Fenomenal, Masjid Jogokariyan dan Masjid Modern Kurir Langit Jadi Acuan Pengelolaan Masjid Nasional

2 Februari 2020   18:51 Diperbarui: 2 Februari 2020   19:15 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengelolaan masjid di Indonesia satu dekade terakhir mulai bergairah dan semakin banyak masjid yang dikelola dengan baik dan penuh manfaat. 

Kalau di Yogyakarta ada Masjid fenomenal Jogokariyan, kini di Sulawesi khususnya di Kabupaten Barru ada Masjid Modern Kurir Langit.

Masjid tersebut dibangun dari nol rupiah nol meter oleh anak-anak muda dibawah umur 30 tahun bahkan dibangun tanpa proposal. 

Kini menjelma menjadi masjid multimanfaat yang punya begitu banyak program dan pelayanan kepada jamaah dan umat bahkan bukan hanya warga sekitar masjid, tapi juga lintas daerah dan provinsi.


Hari Sabtu, 01 Februari 2020
Ustadz Muhammad Jazir sebagai Dewan Syuro Masjid Jogokariyan bersama Syahid Fii Sabilillah sebagai Presiden Masjid Modern Kurir Langit tampil bersama sebagai pembicara dalam Workshop Nasional Manajemen Pengelolaan Masjid

Masjid Jogokariyan mewakili kawasan barat Indonesia dan Masjid Modern Kurir Langit mewakili kawasan timur Indonesia menjadi rujukan manajemen masjid nasional. Tata kelolanya di bedah melalui Workshop Nasional Manajemen Masjid yang diselenggarakan di Kota Serang, Banten oleh BMI dan Muslim Centre Attaubah.

img-20200201-wa0228-5e36b45a097f3618d87ea284.jpg
img-20200201-wa0228-5e36b45a097f3618d87ea284.jpg

Kegiatan ini dihadiri banyak DKM dari berbagai kota lintas provinsi. Ustadz Muhammad Jazir, Dewan Syuro Masjid Jogokariyan bersama Syahid Fii Sabilillah, Presiden Masjid Modern Kurir Langit didaulat menjadi narasumber untuk memacu optimasi pengelolaan masjid-masjid yang hadir.

"Masjid adalah sentra pelayanan keumatan, masjid harus memaksimalkan. Infaq jamaah kembali dimanfaatkan untuk kemakmuran jamaah, bukan diendapkan bahkan jika memungkinkan diproduktifkan agar masjid tidak bergantung pada kotak amal" ungkap Ustadz Jazir

Untuk tujuan itu Jogokariyan menguatkan data. Pendataan yang dilakukan terhadap jamaah mencakup potensi, kebutuhan, peluang, tantangan, kekuatan, dan kelemahan. Ada pula sensus masjid yang dilakukan setahun sekali guna menghasilkan data base dan peta dakwah komprehensif.

Tak hanya data berupa Kartu Keluarga (KK), dan pendidikan, tapi juga warga mana saja yang shalat dan warga mana saja yang belum shalat, yang berjamaah di masjid dan yang tidak, yang sudah berkurban dan berzakat, juga yang aktif mengikuti kegiatan masjid.

Di sisi lain Presiden Masjid Kurir Langit mendorong masjid menjadi pusat peradaban, "Masjid harus punya program pendidikan dan pembinaan umat, pemberdayaan ekonomi, pelayanan kesehatan dan paling penting Masjid hadir melayani kebutuhan kaum dhuafa, fakir miskin, anak yatim dan penghafal Quran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun