Saya merasa perlu posting ini setelah kesekian kalinya ada lagi yang bertanya hal yang sama.
*Pendapat 1* : diikuti oleh metode Yanbu'a, mengacu nadham Tuhfatul Athfal, yang dinukil beragam kitab tajwid lain seperti Nihayatul Qaulil Mufid (kitab ini sering dipakai dalam forum Bahsul Masail Qur'aniyah), Al-Mufid fi ilmit tajwid, Al-Mizan fi ahkami tajwidil Qur'an, dll.
Yaitu bacaan panjang yang ada di huruf muqatta'ah pada fawatihus suwar ( ), selain huruf alif dan lima huruf ( ) dan tidak diikuti huruf bertasydid. Jika diikuti huruf bertasydid, maka harus diidghamkan dan menjadi berat sehingga masuk kategori mad lazim harfi mutsaqqal.
Contoh:
Alif: bukan mad.
Lam: mad lazim harfi mutsaqqal.
Mim: mad lazim harfi mukhaffaf.
Baik mukhaffaf maupun mutsaqqal sama dibaca "thul" atau setara panjang 6 harakat. Terkhusus huruf 'ain bisa dibaca 4 atau 6 harakat menurut Imam Syatibi dalam Hirzul Amani, dan bisa juga 2, 4, atau 6 harakat menurut Imam Ibnul Jazari.
Sementara itu, lima huruf fawatihus suwar lain, yakni ( ) merupakan mad thabi'i harfi. Ada yang menyebut mad hija'. Ini masuk kategori mad asli, bukan mad far'i.
*Pendapat 2*: diikuti oleh buku tajwid Gontor yang pertama terbit tahun 1955 dan beberapa metode baca tulis Al-Qur'an yang muncul belakangan. Hingga saat ini belum saya temukan kitab referensi pendukung yang relevan. Padahal saya belajar pertama kali memahami secara utuh pelajaran tajwid dari buku ini. (Kalau ada yang tahu kitab referensinya boleh komen).
Yaitu bacaan panjang yang ada di huruf muqatta'ah lima berikut ( ) dengan kadar panjang 2 harakat, sedangkan sisanya: ( ) masuk bacaan mad lazim harfi mutsaqqal setara 6 harakat.
Contoh:
Ya': mad lazim harfi mukhaffaf
Sin: mad lazim harfi mutsaqqal
Alif: bukan mad.
Lam: mad lazim harfi mutsaqqal.
Mim: mad lazim harfi mutsaqqal.