Pendahuluan
Dalam ilmu kimia, ikatan antaratom merupakan aspek mendasar yang memungkinkan terbentuknya molekul serta berbagai senyawa. Salah satu jenis ikatan yang paling sering dijumpai adalah ikatan ionik, yaitu ikatan yang lahir dari perpindahan elektron antara atom logam dan atom nonlogam. Ikatan ini penting karena menghasilkan senyawa dengan sifat khas, contohnya natrium klorida (NaCl) yang kita kenal sebagai garam dapur.
Tulisan ini akan membahas secara menyeluruh mengenai bagaimana ikatan ionik terbentuk, mulai dari kecenderungan atom untuk stabil, mekanisme perpindahan elektron, hingga sifat-sifat senyawa yang dihasilkan dari ikatan tersebut.
1. Definisi Ikatan Ionik
Ikatan ionik adalah jenis ikatan kimia yang terbentuk ketika terjadi transfer elektron dari satu atom ke atom lain. Akibatnya, atom yang kehilangan elektron berubah menjadi ion positif (kation), sementara atom yang memperoleh elektron berubah menjadi ion negatif (anion). Tarikan elektrostatik yang terjadi antara ion bermuatan berlawanan inilah yang menjadi pengikat kuat dalam ikatan ionik.
Ciri khas ikatan ini adalah adanya perbedaan keelektronegatifan yang besar, di mana logam dengan keelektronegatifan rendah mudah melepaskan elektron, sedangkan nonlogam dengan keelektronegatifan tinggi cenderung menerima elektron.
2. Mekanisme Terbentuknya Ikatan Ionik
a. Kecenderungan Mencapai Stabilitas
Setiap atom berusaha mencapai konfigurasi elektron stabil sesuai aturan oktet (memiliki delapan elektron pada kulit terluar).
Atom logam, yang biasanya memiliki 1--3 elektron valensi, cenderung melepaskannya.
Atom nonlogam, dengan 5--7 elektron valensi, lebih suka menerima tambahan elektron.