Mohon tunggu...
Mohammad Althaf
Mohammad Althaf Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bermain Sepak Bola

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sikap Skeptis dalam Jurnalisme: Mengapa Penting Untuk Menjaga Integritas Berita.

15 Mei 2023   09:24 Diperbarui: 15 Mei 2023   09:27 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jurnalistik dan jurnalisme memiliki makna yang sama, yaitu kegiatan dan profesi yang berkaitan dengan mengumpulkan, memverifikasi, menulis, dan menyebarkan informasi atau berita. Namun, kata "jurnalisme" cenderung merujuk pada bidang ilmu atau disiplin akademik yang mempelajari praktik dan teori di balik kegiatan jurnalistik, sedangkan kata "jurnalistik" lebih sering digunakan untuk merujuk pada praktik jurnalistik sehari-hari dan proses pembuatan berita. 

Contohnya, seorang mahasiswa yang belajar jurnalisme akan mempelajari sejarah, etika, dan teori-teori yang terkait dengan praktik jurnalistik. Sementara itu, seorang jurnalis yang bekerja di sebuah media akan menerapkan praktik jurnalistik dalam mengumpulkan dan menulis berita. 

Jurnalisme adalah sebuah profesi yang bertujuan untuk memberikan informasi yang akurat dan berimbang kepada masyarakat. Namun, dalam menjalankan tugasnya, seorang jurnalis harus menghadapi banyak tantangan dan risiko seperti tekanan dari pihak yang memiliki kepentingan, kesalahan interpretasi, dan bias yang tidak disengaja. Oleh karena itu, sikap skeptis adalah salah satu hal yang penting bagi seorang jurnalis dalam menjaga integritas berita yang dibuatnya. 

Sikap skeptis adalah kemampuan seseorang untuk mempertanyakan informasi yang diberikan dan mencari bukti yang mendukung atau menolak informasi tersebut. Dalam jurnalisme, sikap skeptis dapat membantu seorang jurnalis untuk memastikan kebenaran informasi yang diberikan dan menghindari penyebaran informasi yang tidak akurat atau berita palsu. 

Sebagai contoh, dalam sebuah kasus penyalahgunaan kekuasaan oleh seorang pejabat publik, seorang jurnalis harus melakukan investigasi dan mencari bukti yang kuat sebelum menuliskan berita tersebut. Sikap skeptis dapat membantu jurnalis untuk tidak mudah percaya dengan informasi yang diberikan oleh pihak yang memiliki kepentingan dan mencari sumber informasi yang terpercaya. 

Selain itu, jurnalis juga harus memiliki dua hak penting dalam menjalankan tugasnya, yaitu hak tolak dan hak jawab. Hak tolak adalah hak jurnalis untuk menolak atau tidak menyiarkan informasi yang dianggap tidak akurat atau berita palsu. Sedangkan hak jawab adalah hak bagi pihak yang merasa dirugikan oleh berita yang diberitakan untuk memberikan tanggapan atau klarifikasi.

Contoh penerapan hak tolak dan hak jawab dalam jurnalisme dapat dilihat dalam kasus pencemaran nama baik yang dilakukan oleh sebuah media terhadap seorang publik figur. Pihak yang merasa dirugikan memiliki hak jawab untuk memberikan tanggapan atau klarifikasi atas berita tersebut, sementara media tersebut memiliki hak tolak untuk tidak menyiarkan informasi yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya.

Fungsi koreksi dari pers juga merupakan hal yang penting dalam menjaga integritas berita, Fungsi koreksi ini berarti bahwa jika terjadi kesalahan atau kekeliruan dalam pemberitaan, media harus segera mengakui dan memperbaiki kesalahan tersebut. Hal ini dapat membantu memperbaiki citra media dan memberikan kepercayaan kepada masyarakat. 

Sebagai kesimpulan, sikap skeptis, hak tolak, hak jawab, dan fungsi koreksi adalah hal yang penting dalam menjaga integritas berita dalam jurnalisme. Seorang jurnalis harus memiliki kemampuan untuk mempertanyakan informasi yang diberikan, menolak informasi yang tidak akurat atau berita palsu, memberikan kesempatan bagi pihak yang dirugikan untuk memberikan tanggapan, dan segera mengakui dan memperbaiki kesalahan dalam pemberitaan. Dengan mempertahankan integritas berita, media dapat memperkuat posisinya sebagai penyedia informasi publik yang dapat dipercaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun