Mohon tunggu...
Mohammad Farhanfirdaus
Mohammad Farhanfirdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Pemilu terhadap Rendahnya Akal, Moral, dan Etika

12 April 2021   21:06 Diperbarui: 12 April 2021   21:16 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam membicarakan masalah pemilu, pastinya sangat bersangkuan dengan kehidupan sosial, kemasyarakatan, dan keberlangsungan kehidupan sehari-hari.

Ketika berlangsungnya PEMILU atau akan diselenggarakannya PEMILU, pasti ada beberapa calon yang mencalonkan dirinya sebagai kandidat, tentunya akan membentuk suatu kelompok atau suatu jaringan sebagai kekuatan atau senjata bagi calon atau kandidat untuk mencapai tujuan yang maksimal dalam kompetisi tersebut.

Kelompok-kelompok tersebut akan merancang berbagai macam rencana atau langkah untuk mendapatkan langkah yang tepat untuk dapat mewujudkan cita-cita kelompok tersebut.

Ketika berlangsungnya persaingan antara kelompok dalam mewujudkan cita-citanya, tak sedikit bagi mereka yang menghalalkan segala macam cara agar bisa memenangkan calon yang diusung oleh sebuah kelompok, tanpa memikirkan dampak negatif yang akan dihadapi pada masa yang akan datang, seperti halnya money politik, manipulasi data perolehan suara, intimidasi terhadap kelompok-kelompok tertentu yang tidak mau mendukung atau sebagai musuh dalam persaingan politik, dan berbagai macam cara yang dilakukan tanpa memperdulikan etika agama, etika masyarakat, dan etika budaya. Hal-hal tersebut dilakukan demi mencari dukungan dan pengikut kelompok tersebut.

Banyak hal yang akan terjadi bagi kandidat yang terpilih antara lain adalah  hilangnya rasa tanggung jawab sosial terhadap masyarakat karena merasa segala macam persoalan dapat dia handle dengan harta dan kekuasan tanpa memikirkan etika,moral,akal,dan adab. sehingga muncullah sikap sewenang-wenang terhadap kaum tak berdaya,dan mudah membolak balikkan fakta sebagaimana membolak-balikkan telapak tangan,dan hukum yg berlaku seoalah-olah menjadi permainan kecil diantara beberapa pemimpin.

Hal ini juga berdampak buruk bagi masyarakat yang tak berdaya, mereka hanya tunduk patuh terhadap ketentuan-ketentuan yang di tetapkan oleh pemimpin dzolim, mereka hanya bisa meratapi ke dzoliman yang merajalela tanpa ada komentar sedikitpun dikarenakan tidak ada daya atau kekuatan untuk melawan, sehingga terdoktrin di kalangan masyarakat bahwasanya hukum itu tajam ke bawah dan tumpul keatas.

Persoalan ini sebenarnya sudah lama terjadi dan sudah mengakar, tidak hanya di kalangan kaum elit tapi juga sudah kepelosok desa yang merasakan hal-hal yang demikian. Terlebih dikalangan pemerintahan, tidak heran banyak yang terseret oleh pihak yang berwajib karna menyelewengkan wewenang dan melakukan hal-hal yang menyimpang dari peraturan pemerintah sendiri.

Tidak hanya disitu, banyak masyarakat yang merasakan dampak pemimpin yang hanya tidak mengetahui tugas dan fungsinya. Sehingga mereka tidak dapat melaksanakan menyelesaikan tugasnya sesuai dengan yang diharapkan oleh semua pihak.

Masyarakat juga tidak dapat merasakan peran pemerintah yang benar-benar mengayomi kepada rakyat. Sehingga penyesalan yang mendalam dirasakan oleh masyarakat selama pemimpin tersebut menjabat. Sehingga ada orang bijak berbicara "jangan tukar masa depan bangsa dengan uang 100ribu bahkan 500ribu". Karna bangsa ini tergantung oleh pemerintahnya, dan pemerintah itu dipilih oleh masyarakat. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun