"Kasih ibu sepanjang masa kasih anak sepanjang galah".Â
Peribahasa di atas pasti sudah lama kita dengar. Sebuah kasih sayang orangtua khususnya ibu sepanjang masa, dalam artian tidak akan pernah bisa terbalaskan oleh anak.
Sejak dari dalam kandungan, ibu akan melakukan apa saja demi kesehatan calon bayi. Mengandung selama sembilan bulan tentu hal yang sangat berat. Ketika sudah lahir ibu akan selalu direpotkan oleh bayinya. Memandikan, mengganti popok, rela tidak tidur demi menjada debay, bahkan harus terbangun tengah malam saat debay menangis.
Kasih sayang terhadap anaknya hingga dewasa memang tiada tara. Lalu apakah sang anak tidak memberikan kasing sayang terhadap ibunya? Tentu tidak demikian. Banyak kisah bagaimana pengorbanan anak untuk ibu atau keluarganya.
Di China pernah viral kisah mengharukan. seorang ibu beserta anaknya sedang sama-sama mengalami penyakit. Sang ibu, Zhou mengalami penyakit ginjal dan membutuhkan donor. Sementara anaknya, Chen yang saat itu masih berusia 7 tahun didiagnosa menderita tumor otak. Tumor tersebut semakin ganas dan membuatnya mengalami kelumpuhan dan buta.
Mereka berdua berjuang bersama-sama melawan penyakit kronis masing-masing. Hingga suatu saat sang anak mengatakan kalau ingin menyelamatkan hidup Zhou.
Awalnya Zhou menolak mentah-mentah keinginan Chen. Namun akhirnya ia pasrah saat dipaksa Chen agar mau menerima donor ginjalnya.
Akhirnya operasi dijalankan dan Chen diambil ginjalnya. Chen kemudian meninggal, namun ia telah menyelamatkan nyawa ibunya dan dua orang yang membutuhkan ginjalnya.
Dari kisah Chen dan Zhou diatas bisa kita ambil hikmah bahwa anak juga mempunyai jiwa kasih sayang dan pengorbanan yang mungkin luput dari perhatian. Adakalanya sang anak dengan penuh kasih sayang merawat ibunya di saat tua. Dengan ikhlas merawat saat sakit. Bahkan tak jarang rela berkorban nyawa.
Peristiwa meletusnya gunung Semeru yang terjadi di Lumajang saat ini menyelipkan kisah luar biasa dan viral di media sosial. Kisah pengorbanan anak yang rela menemani ibunya saat sedang meregang nyawa.Â
Rumini ditemukan tewas oleh tim pencari dengan posisi memeluk ibunya, Salamah. Rumahnya runtuh saat erupsi Semeru menerjang dengan hebatnya.
Semua orang berlari meninggalkan rumahnya.Â