Dalam setiap denyut waktu, selalu ada sosok yang bekerja dalam diam namun meninggalkan jejak besar bagi kemajuan ilmu dan bangsa. Salah satunya adalah Drs. Sutrisno, M.T., dosen sekaligus peneliti dari Departemen Teknik Mesin, Universitas Diponegoro, yang telah mengabdikan lebih dari tiga dekade hidupnya untuk dunia pendidikan, teknologi, dan inovasi.
Lahir di Grobogan pada 24 Desember 1960, perjalanan akademik beliau dimulai dari IKIP Negeri Semarang dan berlanjut hingga Universitas Diponegoro, dengan fokus keilmuan di bidang Pendidikan Teknik Mesin dan Rekayasa Mekanikal. Dari ruang kuliah hingga laboratorium, Drs. Sutrisno terus menanamkan semangat "ilmu untuk kemaslahatan", menjadikan sains bukan sekadar teori, melainkan solusi nyata bagi masyarakat.
Sebagai Lektor dan Kepala Laboratorium Las D3 Teknik Mesin dan D4 RPM, beliau tak hanya mengajar, tetapi juga membimbing generasi muda untuk berpikir kritis, berinovasi, dan berkarya. Dalam bidang riset, kontribusinya terekam dalam belasan publikasi internasional bereputasi --- mulai dari optimasi proses pengeringan teh hijau berbasis gelombang mikro, rekayasa ekstraksi bioavtur dari kemiri sunan, hingga desain mesin panen garam berkapasitas tinggi yang efisien dan ramah lingkungan.
Tak berhenti di sana, beliau juga tercatat sebagai pemegang tujuh Hak Kekayaan Intelektual (HKI), menandai kiprahnya dalam mengubah ide menjadi inovasi yang bermanfaat bagi industri dan masyarakat. Karya-karya seperti proses produksi bioavtur dari minyak kemiri sunan, ekstraksi linamarin dari daun singkong, hingga inaktivasi enzimatis untuk teh hijau kompetitif adalah refleksi nyata dari komitmen untuk menciptakan teknologi yang berkelanjutan.
Melalui berbagai program pengabdian masyarakat, Drs. Sutrisno turut memberdayakan UMKM di Jawa Tengah, membantu mereka mengembangkan teknologi tepat guna untuk meningkatkan produktivitas dan mutu produk. Bagi beliau, teknologi bukan hanya milik pabrik besar, tapi juga harus hadir di tengah masyarakat sebagai alat perubahan.
Dengan penghargaan Satya Lencana Karya Satya 30 Tahun dari Presiden Republik Indonesia, Drs. Sutrisno menegaskan makna sejati dari pengabdian: bahwa dedikasi dalam ilmu dan teknologi adalah bentuk ibadah yang membawa keberkahan bagi banyak orang.
Kini, di usianya yang matang, beliau tetap menjadi sumber inspirasi --- seorang pendidik yang rendah hati, peneliti yang gigih, dan inovator yang terus menyalakan semangat kemajuan dari ruang laboratorium hingga pelosok desa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI