Mohon tunggu...
Mohamad Endy Yulianto
Mohamad Endy Yulianto Mohon Tunggu... Dosen

TRKI Vokasi Undip

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dosen UNDIP Raih 6 Paten Granted 1 Semester "2025" Berdampak pada Industri Teh Indonesia

20 Juli 2025   23:09 Diperbarui: 20 Juli 2025   23:04 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr. Mohamad Endy Julianto, ST, MT Dosen TRKI Vokasi UNDIP/dokpri

Gagasan inovatif yang diinvensikan menjadi langkah penggerak bagi sivitas akademika dan akan membawa Indonesia menjadi negara lebih maju. Bahkan sebagai solusi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat maupun industri. Seperti yang dilakukan Dosen Vokasi Undip Dr. Mohamad Endy Julianto bersama Tim Inventor. Dia dan tim saat ini tengah mengembangkan produk inovatif dari bahan-bahan alam. Hasil karyanya selama 1 semester antara Januari -- Juni 2025, telah meraih 6 paten granted ungkap Endy.

Endy menyampaikan perolehan Paten granted meliputi no IDS000009564 (Proses Pembuatan Bubuk Theaflavin Teh Hitam Hasil Ekstraksi Gelombang Mikro Menggunakan Pengering Sembur), no IDS000010217 (Pembuatan Bubuk Teh Hijau Bebas Kafein melalui Pengering Sembur yang Didehumidifikasi Absorpsi Menggunakan CaCl2), Paten no IDS000010368 (Metode Pembuatan Theaflavin dari Teh melalui Ekstraksi Termokimia Gelombang Mikro). Paten dengan no IDP000099993 (Proses Enkapsulasi Medium Chain Triglyceride dalam Virgin Coconut Oil Menggunakan -Siklodekstrin), sedangkan no IDS000010656 (Metode Ekstraksi Jintan Putih Menggunakan Gelombang Mikro dengan Pelarut Natural Deep Eutectic) dan no IDS000010513 (Metode Ekstraksi Senyawa Bioaktif Likopen dari Semangka sebagai Antioksidan Menggunakan Metode Gelombang Mikro).

Bahkan Paten no IDS000007201 dengan judul invensi Proses Inaktivasi Enzimatis untuk Pembuatan Teh Hijau menggunakan Steamer Pendispersi Silinder saat ini sedang diujicobakan di industri Teh Hijau PPTK Pasir sarongge dan kajian segmentasi pasar. Pengembangan dan invensi yang dihasilkan oleh Endy yang juga sebagai ketua program studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Vokasi UNDIP berupa pengembangan proses pelayuan berbasis steamer, tutur Endy

Endy juga menambahkan bahwa saat ini bersama Tim seperti Prof. Dr. Eflita Yohana, Prof. Dr. Ari Yuniastuti, SPt, M.Kes, Dr. Eng Vita Paramita, ST, MM, M.Eng, Hermawan Dwi Ariyanto, ST, M.Sc, Ph.D, Dr. (cand) Didik Ariwibowo dan Dr. Indah Hartati bersama industri mitra mengembangkan produk fine powder teh hijau kaya polifenol.

Endy yang telah publikasi 74 paper internasional bereputasi terindeks Scopus mengungkapkan bahwa efek menyehatkan teh hijau terletak pada senyawa polifenol yang dikandungnya. Hasil penelitian dengan teh hijau membuktikan bahwa katekin dapat mengurangi resiko kejangkitan berbagai penyakit seperti mengurangi resiko kanker, mengobati penyakit ginjal, stroke, parkinson, menjaga kesehatan jantung, bersifat anti oksidan, anti mikroba, bahkan mampu memperpanjang masa menopouse dan penyakit lainnya.

Tahapan yang paling menentukan kualitas fine powder teh hijau adalah proses inaktivasi enzim polifenol aksidase dan hidroperoksidase  dalam sitoplasma daun teh (pelayuan). Produksi teh hijau di Indonesia pada umumnya memiliki kadar katekin 10,81% berat kering. Kadar katekin teh hijau ini relatif rendah, karena sebagian mengalami oksidasi katekin, degradasi termal, dan epimerisasi katekin. Hasil riset konsorsium (steaming termodifikasi) Endy dan Tim telah mampu meningkatkan kadar katekin dari 10,81% (proses Panning) meningkat menjadi 17,81%  berat kering. Kadar katekin yang tinggi ini sejatinya sangat berkhasiat dalam menggempur berbagai penyakit mematikan, papar Endy.

Saat ini industri teh hijau di Indonesia yang telah menerapkan proses pelayuan dengan menggunakan steamer yakni PT. Kabepe Chakra Bandung dan industri PPTK Pasir Sarongge (uji coba). Semoga dalam waktu dekat komersialisasi produk fine powder teh hijau kaya polifenol akan diikuti dan diterapkembangkan oleh seluruh industri teh hijau di Indonesia, sehingga hasil riset ini bisa bermanfaat untuk industri dan masyarakat, pungkas Endy.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun