Perkuliahan berbasis Teaching Factory (Tefa) di Kampus Undip telah diterapkan dalam menyambut Cybergogy. Sistem yang menekankan proses perkuliahan dengan merujuk pada standar, prosedur yang pelaksanaannya dalam suasana sesuai lingkungan industri nyata berbasis kompetensi. Begitu juga yang dirasakan oleh Ammar Zaki Maulana yang biasa disapa Zaki merupakan lulusan Program Studi Manajemen Universitas Diponegoro, yang telah dibekali sertifikasi kompetensi sebagai pendamping Ijazah.
Zaki menyampaikan bahwa undip telah mencetak berbagai lulusan profesional dan Go Global, yang mengantarkannya ia bekerja di perusahaan PT. LRT Jakarta dan PT. Asuransi Bangun Askrida. Berbekal pengalaman bekerja sebagai Internal Auditor di PT. LRT Jakarta & PT. Asuransi Bangun Askrida Zaki kompeten dalam bidang pengendalian internal pada tiap divisi dan kantor cabang yang ada pada struktur organisasi perusahaan.
Zaki mengungkapkan bahwa era globalisasi sangat menuntut teknologi informasi yang berkembang dengan pesat, perusahaan perlu memastikan bahwa sistem dan proses internal mereka terjaga dengan baik. Oleh karenanya audit internal merupakan aspek yang sangat penting dalam mengamankan dan meningkatkan efisiensi operasional suatu perusahaan. Untuk itu, seiring kemajuan teknologi, menyebabkan audit internal konvensional mulai mengalami pergeseran menuju digital audit internal.
Digital audit internal merupakan proses audit yang mengimplementasikan penggunaan teknologi informasi dan sistem otomatisasi untuk mengevaluasi, pengujian, dan pemantauan kontrol internal dalam suatu perusahaan. Audit internal konvensional cenderung melibatkan pengujian secara manual dan pemeriksaan dokumen fisik, sedangkan digital audit internal memanfaatkan alat dan aplikasi digital untuk mengumpulkan, menganalisis, dan melaporkan data secara lebih efisien dan efektif, papar Zaki.
Zaki menambahkan bahwa operasional digital audit internal lebih efisien, karena memungkinkan auditor dalam melakukan pengujian secara otomatisasi, mereduksi waktu yang dibutuhkan dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Proses ini mempercepat penyelesaian audit dan auditor lebih fokus pada analisis yang lebih mendalam dengan waktu yang fleksibel.
Tentunya akurasi dan ketepatan dalam menggunakan alat digital dan resiko human error dalam audit dapat direduksi secara signifikan. Sistem otomatis dalam menguji dan memvalidasi data akan lebih presisi, dan mengurangi kemungkinan kesalahan dalam interpretasi atau perhitungan manual, ujar Zaki.
Zaki menyatakan bahwa digital audit internal dapat membantu mengidentifikasi pola-pola aneh atau ketidaksesuaian data yang tidak terdeteksi oleh metode audit konvensional. Melalui analisis data yang canggih berbasis IoT, auditor dapat mengungkap potensi kesalahan yang mungkin terjadi dalam sistem perusahaan.
Auditor dapat menggunakan alat analisis data secara mendalam dengan menggunakan digital audit internal, dalam mengeksplorasi dan memahami tren, pola, dan anomali data. Tentunya hal ini memberikan wawasan yang bermanfaat untuk perusahaan dalam mengoptimalkan operasi, mengidentifikasi peluang perbaikan, dan memilih alat serta strategi yang sesuai, tutup Zaki.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI