Ngenes Berani Nyuri di Rumah Guru
Karya Mohamad Bajuri
"Mana setoran malam ini?!!!" Hardik laki-laki itu sambil berkacak pinggang.
"Dari mana saja Hah?!, Jam segini baru pulang?! Mana setoran ... mana?!" Mata laki laki itu terus saja mencengkeram bocah cilik yang ada di depannya. Sementara bocah laki -laki kecil berkepala plontos semakin menundukkan kepalanya. Tubuhnya sedikit bergetar mendengar suara laki-laki yang ada di depannya. Tangannya masih saja menggenggam di samping celana putih.
Tepatnya bukan celana, mungkin lebih tepat kain putih yang diselempangkan di pinggang sehingga terbentuk semacam celana yang menutupi daerah pinggul hingga pinggang. Yah kaya popok bayi, pempers.
Dengan pelan tangan yang semula diam bergerak ke atas meja dan ...
"Prang .....klutik klutik klutik .......tik," suara uang receh yang jatuh membentur meja lapis kaca. Uang receh itu ada yang bertumbukkan  jatuh dan ada  juga yang berputar-putar lalu berhenti menghempas.
Laki-laki itu melongo keheranan dan sedikit geram. Â Matanya terbuka semakin lebar seolah tak percaya dengan pandangan matanya sendiri. Dia tak habis pikir dengan realita di depan matanya.
"Cuma ini ...?!"
Bocah kecil itu hanya mengangguk pelan.
"Gak Mungkin .... Yang lainnya mana?! Laki-laki itu mendesak bocah itu saking tidak percayanya.