Mohon tunggu...
Yamin Mohamad
Yamin Mohamad Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Adakah Merdeka Belajar dalam Kerusakan Gedung?

22 November 2023   16:21 Diperbarui: 23 November 2023   16:39 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi proses pembelajaran dan kerusakan ruang kelas (Sumber : Dokumen Pribadi)

Sebuah retakan telah membentuk garis vertikal di salah satu dinding ruangan. Tiga tahun yang lalu, retakan itu awalnya hanya sebuah garis tipis. Semakin lama garis itu semakin melebar dan menganga.

Sisi atas ruangan juga memperlihatkan kondisi serupa. Sama sama rusak tetapi dengan bentuk yang berbeda. Plafonnya terlihat ringkih dan tertatih menapaki kerusakan demi kerusakan. Satu per satu anyaman bambu penutup langit-langit itu luruh dari hari ke hari.

Sebatang balok tarik di balik plafon yang membentang di tengah ruang kelas telah mengalami pelapukan sempurna persis di salah satu ujungnya. Pelapukan itu membuat ujung balok tidak lagi terpaut pada permukaan dinding. 

Balok tarik merupakan salah satu komponen rangka atap yang sangat penting. Balok ini memiliki fungsi menahan gaya horizontal yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada kaki kuda-kuda. Ini membuat bahan balok tarik harus kokoh dan memiliki pijakan yang kuat.

Karena pelapukan, balok tarik itu kehilangan pijakan. Hal ini membuat kekuatannya berkurang untuk menahan beban atap yang sangat berat. Akibat buruknya menjadi semakin meluas pada elemen atap yang lain. Salah satu akibat paling buruk dengan pelapukan balok tarik tersebut yaitu patahnya balok bubungan. Patahan itu menciptakan lengkungan pada permukaan bubungan.

Hujan yang mengguyur dalam beberapa hari terakhir membuat beban atap bertambah. Air yang merasuki genteng membuatnya makin berat. Ini mengakibatkan genteng mengalami peningkatan tekanan pada balok dan komponen atap lainnya. Setiap kali hujan turun beban atap bertambah.

Pada saat yang sama, banyak genteng letaknya tidak lagi presisi dengan genteng lainnya. Keadaan ini dipicu oleh pergerakan kayu secara perlahan karena perubahan struktur akibat serangan rayap dan dinamika cuaca. Pada akhirnya, genteng juga mengalami pergerakan dan perubahan posisi yang menimbulkan celah. Kucuran air hujan yang menghempas atap menyelinap ke dalam ruangan melalui celah dan retakan genteng tadi. Ruang kelas bocor.

Keberadaan dua batang bambu penopang balok tarik tidak membuat pihak sekolah (guru dan kepala sekolah) yakin rangka atap itu akan baik-baik saja. Ada kekuatiran yang menghadirkan mimpi buruk setiap kali mata terlelap.

Belajar di teras

Sebuah papan tulis bersandar di pembatas teras depan ruang kantor. Seorang guru duduk di samping papan tulis dengan kursi plastik. Di hadapannya tiga orang siswa tengah mendapatkan bimbingan membaca secara khusus. Beberapa siswa bersandar di dinding sambil membaca buku. Siswa lainnya tengkurap menulis sesuatu yang ditugaskan guru.

Guru dan siswa belajar di teras. Ini merupakan keputusan sekolah setelah melihat kerusakan ruangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun