Mohon tunggu...
Yamin Mohamad
Yamin Mohamad Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentas Drama Putri Mandalika; Upaya Pembentukan Karakter Siswa

28 Juni 2022   23:54 Diperbarui: 29 Juni 2022   00:50 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar pesonaindonesia.kompas.com

Putri Mandalika

Seorang pengawal istana tampak datang ke aula kerajaan. Pengawal istana itu menggeliatkan tubuhnya yang tambun. Mulutnya menguap pertanda diserang kantuk. Rupanya semalam dia begadang. Tetapi dilihat dari badannya yang gembur pengawal itu menunjukkan karakter pemalas dan tukang tidur.

Pengawal mendekati salah satu bangku panjang yang diletakkan di sebelah kiri dan kanan singgasana Raja. Di atasnya, pengawal merebahkan tubuhnya. Beberapa saat kemudian dia sudah terdengar mendengkur dalam tidur pulasnya. 

Suasana hening. Dalam keheningan itu, terdengar suara langkah kaki beradu dengan lantai. Seorang pengawal lain muncul. Pengawal berperawakan jangkung dengan tubuh ceking datang dengan sebilah senjata tongkat di tangannya.

Saat melihat teman sesama pengawal tertidur, pengawal bertubuh ceking itu mendekat. Dia mencoba membangunkan rekannya. Ditepuk-tepuknya pinggang pengawal tambun. Pengawal tambun itu tetap mendengkur. 

Pengawal ceking masih berupaya membangunkannya dengan menyepak-nyepak kaki pengawal tambun. Pengawal tambun terbangun tetapi hanya berdiri menggeliat dan menguap.

"Ooowaaam."

Pengawal tambun tidur lagi. Pengawal bertubuh jangkung memilih duduk di singgasana Raja. Dari tempat duduknya, pengawal bertubuh ceking memukul bokong pengawal tambun yang tidur tengkurap.

Tetap saja pengawal tambun tidak sadar dari tidurnya. Dia malah mengigau memanggil-manggil kekasihnya. Pengawal bertubuh ceking kesal. Rupanya pengawal bertubuh ceking tidak puas sebelum bisa membangunkan temannya. Pengawal ceking membuka sandalnya lalu bangkit dan melangkah ke mendekati kepala temannya. Sandal itu dikipas-kipasnya ke hidung pengawal bertubuh tambun. 

Pengawal bertubuh tambun terbangun dan berteriak, "Ayaaaang! Ayaaaang! Ayaaaang! Mana Ayangku? Kenapa kamu yang duduk di sini?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun