Pangkatrejo - 18 Juli 2025, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 89 dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menggelar kegiatan Penyuluhan Gizi di Balai Desa Pangkatrejo. Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk kontribusi mahasiswa dalam mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat desa melalui edukasi gizi seimbang. Acara ini dihadiri oleh ibu-ibu rumah tangga, kader posyandu, serta tokoh masyarakat setempat.
Acara ini menghadirkan ahli gizi dari Puskesmas Sugio sebagai narasumber. Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan secara mendalam mengenai konsep dasar gizi seimbang, yaitu susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman makanan, aktivitas fisik, kebersihan, serta pemeliharaan berat badan ideal.
Materi penyuluhan difokuskan pada empat pilar gizi seimbang, yaitu: (1) Mengonsumsi pangan beraneka ragam, di mana setiap individu didorong untuk mengonsumsi makanan yang bervariasi karena tidak ada satu makanan pun (selain ASI bagi bayi) yang mampu memenuhi semua kebutuhan gizi tubuh; (2) Membiasakan perilaku hidup bersih, sebagai upaya mencegah infeksi yang bisa menyebabkan gizi buruk, seperti mencuci tangan dengan sabun, menutup makanan, dan menjaga kebersihan lingkungan;(3) Melakukan aktivitas fisik secara teratur minimal 30 menit per hari untuk memperlancar metabolisme tubuh dan menjaga kebugaran; serta (4) Mempertahankan dan memantau berat badan normal dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) bagi orang dewasa serta menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) bagi anak-anak.
Selain itu, narasumber juga menyampaikan pentingnya Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang sehat, bergizi, dan berbasis bahan lokal. Disampaikan bahwa dalam membuat menu PMT, perlu memperhatikan keseimbangan gizi, variasi menu agar tidak membosankan, tekstur makanan yang sesuai usia anak, penyajian yang menarik, serta membatasi penggunaan gula, garam, dan lemak (GGL). Beliau juga mendorong pelatihan dan pendampingan berkelanjutan bagi para kader dan ibu balita agar dapat mengaplikasikan pengetahuan gizi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah sesi pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan demo masak oleh mahasiswa KKN 89 UINSA, yang memperkenalkan dua inovasi olahan pangan sehat berbahan dasar buah melon. Buah melon dipilih karena melimpah di lingkungan sekitar Pangkatrejo, namun sebagian besar sering terbuang karena tidak layak jual secara komersial. Dalam kegiatan ini, mahasiswa mengajak masyarakat untuk memanfaatkan buah melon "buangan" tersebut menjadi makanan sehat dan bernilai ekonomi.
Adapun dua menu yang diperkenalkan adalah puding melon dan selai melon. Puding melon dibuat dengan cara unik, yaitu menggunakan susu dari biji melon sebagai pengganti susu UHT. Biji melon yang biasanya dibuang, diolah menjadi cairan bergizi yang tinggi vitamin C dan berfungsi layaknya susu nabati. Menu kedua, selai melon, diolah dari buah melon matang yang kurang menarik secara tampilan, namun tetap memiliki kandungan gizi tinggi.
"Terkait praktek pengolahan melon dari inspirasi yang telah diterapkan secara testimoni sudah enak, namun beberapa poin harus digaris bawahi jika mengacu pada rasanya puding melon sudah pas untuk di demonstrasikan kepada anak kecil dan hal ini bisa menjadi isnpirasi buat kader PMT untuk diolah mejadi masakan di posyandu" ujar Ibu zuliana selaku kader posyandu.
Kedua menu ini tidak hanya memperkenalkan alternatif olahan sehat, namun juga menanamkan nilai pengelolaan pangan berkelanjutan dan ramah lingkungan.Â
"Ternyata yang selama ini biji melon hanya dibuang, ternyata mempunyai khasiat yang banyak untuk mendukung progresivitas si  kecil untuk menggugah nafsu makan" ujar Ibu Zuliana selaku kader posyandu.