Mohon tunggu...
Mohamad Faiq Azzikri
Mohamad Faiq Azzikri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Syarif Hidatatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Review Buku: Islam, Kepemimpinan Perempuan, dan Seksualitas

31 Oktober 2020   12:00 Diperbarui: 31 Oktober 2020   19:59 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. Yayasan Pustaka Obor Indonesia

IDENTITAS BUKU

Judul Buku       : Islam, Kepemimpinan Perempuan Dan Seksualitas

Penulis             : Neng Dara Affiah 

Penerbit          : Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Cetakan           : Jakarta, Desember 2017

ISBN                 : 978 -- 602 -- 433 -- 555 - 7

Tebal               : 200

Profil Penulis

Neng Dara Affiah, lahir di Pandeglang, Banten, 10 Desember 1996. Beliau merupakan pengajar tetap di Universitas Nadhatul Ulama Indonesia (UNUSIA) program sosiologi dan humaniora, juga menjadi dosen tamu dibeberapa Universitas, seperti pascasarjana Universitas Indonesia, pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dan Sekolah Tinggi Teologi Jakarta (STTJ). Beliau juga merupakan bagian dari Konsultan The Asia Foundation (TAF) untuk hak-hak konstitusional perempuan (2017), Dewan Pengaruh World Culture Forum (WCF) kemendikbud UNESCO (2016); Komisioner Komnas Perempuan untuk sub komisi Pendidikan, Partisipasi Masyarakat dan Reourch Centre pada periode 2010 -- 2014, beliau juga menjadi Komisioner dan Ketua Sub Komisi Pendidikan dan Litbang dilembaga yang sama untuk periode 2017 -- 2009. Ia juga menyunting dan menulis sejumlah buku, diantaranya Rekam Juang Komnas Perempuan: 16 Tahun Menghapus Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan, 2014), Seksualitas dan Demokrasi Kasus Perdebatan UU Pornografi di Indonesia (Komnas Perempuan,2011), Muslimah Feminis Multi Identitas (2009), Gerakan Islam Indonesia Pasca Orde Baru: Merambah Dimensi Baru Islam (2006) dan Menapak Jejak Fatayat NU: Sejarah Gerakan, Pengalaman dan Pemikiran (2005).

Pembahasan buku karya Neng Dara Affiah ini terbagi menjadi tiga topik utama, yakni: Islam dan Kepemimpinan Perempuan, Islam dan Seksualitas Perempuan serta Perempuan, Islam dan Negara. 

Pada bagian awal buku karya Neng Dara Afiah ini  tentang Islam dan Kepemimpinan Perempuan, penulis mengajak para pembaca untuk mengenal serta memberikan pemahaman terhadap kesetaraan antara laki-laki dan perempuan terlebih-lebih dalam konteks agama islam. Penulis menggambarkan kisah-kisah muslimah hebat yang derajat keimanan dan ketaqwaannya yang tidak dapat diragukan lagi, yaitu Khadijah r.a, Fatimah dan Aisyah r.a, ketiga perempuan tersebut merupakan perempuan yang dimuliakan oleh baginda Nabi Muhammad SAW. Pada bagian pembahasan awal buku ini penulis ingin mengungkapkan bahwasanya dalam islam memandang semua manusia baik laki-laki dan perempuan dianggap setara, dalam artian tidak ada pembeda antara laki-laki dan perempuan baik dari segi kasta, ras maupun jenis kelamin. Dalam islam yang membedakan manusia satu dengan manusia lainnya hanyalah berdasarkan keimanan, ketaqwaan, kebaikan selama hidup didunia dan warisan amal baik yang ditinggalkannya setelah ia meninggal dunia. islam tidak membatasi perempuan untuk menjadi seorang pemimpin karena pada hakikatnya islam menuntut semua manusia baik laki-laki maupun perempuan untuk menjadi seorang khalifah atau pemimpin dimuka bumi ini. Kepemimpinan dalam islam bermakna bahwa manusia pada dirinya memiliki tanggung jawab yang harus diemban dan dilaksanakan dengan penuh amanah. Sebagaimana dalam hadis Nabi "Masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu bertanggung jawab atas yang dipimpinnya"(Hadis Riwayat Ibn Abbas). Akan tetapi kepemimpinan perempuan dikalangan umat islam dapat dikatakan masih sangat terbatas. Hal ini dikarenakan faktor-faktor penghambat potensi kepemimpinan perempuan seperti pemahaman yang salah kaprah tentang ajaran islam yang serta adanya ego kolektif masyarakat yang menganut nilai-nilai patriarki. Bahkan narasi agama kerap kali disalah artikan dan dimanipulasi dengan di gunakan sebagai tameng untuk kepentingan egonya. Seperti halnya surat An-Nisa ayat 34 yaitu: "laki-laki adalah qawwam dan bertanggung jawab terhadap kaum perempuan". kata qawwam kerap kali dijadikan sebagai acuan atau senjata andalan dalam penolakan terhadap kepemimpinan perempuan dan menganggap kepemimpinan sepenuhnya berpihak pada kaum laki-laki. Akan tetapi alasan yang diungkapkan penulis terkait dengan penolakan terhadap kosa kata qawwam sebagai makna kepemimpinan hakiki bagi laki-laki disemua ranah kehidupan, kendati demikian pada dasarnya bahwa makna qawwam ranahnya hanya diliingkup keluarga. Oleh karena itu kata qawwam diartikan sebagai mencari nafkah, penopang ekonomi, atau mereka yang menyediakan sarana pendukung hidup keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun