Mohon tunggu...
Mohamad Gozali
Mohamad Gozali Mohon Tunggu... Guru - Pendidik di Madrasah Ibtidaiyah

Di dalam sejuta wajah, terpikat keunikan luar biasa. https://bangsaremukan.blogspot.com https://antiquecarcorner.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Api Kecil yang Membara: Memancarkan Semangat Indonesia yang Terlupakan

9 Agustus 2023   22:29 Diperbarui: 9 Agustus 2023   22:44 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar: Foto oleh el jusuf: pexels.com

17 Agustus, Hari Kemerdekaan Indonesia, adalah rentetan kenangan yang tak terhapus dalam lembaran waktu. Bagi kita, bangsa Indonesia, ini adalah hari yang menandai kelahiran kemerdekaan dari belenggu penjajahan. Namun, dalam perayaan dan keriuhan, adakah kita benar-benar merasakan semangat yang dulu berkobar di hati para pahlawan?

Perayaan Kemerdekaan sering kali terperangkap dalam rutinitas seremonial. Upacara bendera, lomba-lomba, dan hiburan hingar-bingar. Tampak meriah, tetapi sering kali sederhana dalam makna. Kita membutuhkan lebih dari sekadar atraksi untuk merasakan apa yang dulu dipertaruhkan.

Mungkin satu cara untuk menghidupkan kembali semangat Kemerdekaan adalah dengan melihat dalam-dalam pada diri kita sendiri. Menggali sejarah bukan sekadar dari buku-buku, tetapi meresapinya dalam batin kita. Menyatu dengan jiwa para pejuang yang berjuang dengan darah dan air mata. Bagaimana kita, dalam kehidupan sehari-hari, mampu mempertahankan dan mengamalkan nilai-nilai kejuangan mereka?

Kita mungkin bisa membayangkan, para pejuang berdiri di depan kita, bercerita tentang pengorbanan dan tekad mereka. Kita bisa merasakan semangat mereka yang tak tergoyahkan, ketika menghadapi kenyataan pahit dan rintangan yang tak terhitung. Pertanyaannya adalah, apakah semangat itu masih hidup di antara kita?

Kemerdekaan adalah hak istimewa, tetapi juga tanggung jawab besar. Seiring berjalannya waktu, banyak dari kita mungkin merasa Kemerdekaan adalah sesuatu yang sudah kita miliki, tanpa memahami benar nilai dan artinya. Kita bisa saja mengenang dengan cara yang seremonial, tetapi apakah kita mampu menghidupkan semangat itu dalam tindakan nyata?

Di tengah gemuruh perayaan, kita mungkin bisa meluangkan waktu untuk memikirkan apa yang bisa kita berikan pada negara ini. Bukan hanya pada tanggal 17 Agustus, tetapi setiap hari. Bukan sekadar kata-kata indah, tetapi tindakan konkret. Mengambil bagian dalam pembangunan masyarakat, mendukung pendidikan, menjaga lingkungan, dan menolong sesama.

Namun, apakah kita sungguh-sungguh melakukannya? Apakah semangat gotong royong masih terasa di jalan-jalan kita yang sibuk? Ataukah kita lebih terjebak dalam individualisme dan ambisi pribadi?

Mungkin kita perlu merenung tentang apakah kita benar-benar menghargai warisan berharga ini. Warisan yang diwariskan oleh para pahlawan yang rela berkorban jiwa dan raga demi kebebasan kita. Mereka tidak pernah menghitung apa yang mereka terima, tetapi apa yang bisa mereka berikan pada generasi mendatang.

Jadi, mari kita renungkan. Apakah semangat Kemerdekaan masih merayap di dada kita? Apakah kita siap untuk berkontribusi pada bangsa ini dengan tulus dan tanpa pamrih? Kita bisa merayakan 17 Agustus dengan gemerlap kembang api, tetapi apakah kita juga siap untuk membawa cahaya semangat itu dalam setiap langkah kita?

Kita adalah generasi yang mewarisi mimpi dan pengorbanan. Mungkin saatnya kita menghidupkan kembali api kecil itu, menyulut semangat Indonesia yang pernah berkobar begitu panas. Mungkin saatnya kita menjadi pahlawan dalam tindakan sehari-hari, karena pahlawan sejati bukan hanya ada di masa lalu, tetapi ada di dalam diri kita masing-masing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun