Mohon tunggu...
Moh Ali Masum
Moh Ali Masum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Geografi UMS

Penerima Manfaat Beasiswa cendekia BAZNAS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Geografi dalam Mitigasi Bencana Pesisir

10 Maret 2021   07:00 Diperbarui: 10 Maret 2021   07:13 3213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Moh. Ali Ma'sum
Mahasiswa Geografi UMS
(Penerima Manfaat Beasiswa cendekia BAZNAS)

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.504 pulau, dan 95.181 km garis pantai yang merupakan garis pantai terpanjang kedua di dunia. Oleh karena itu, Indonesia memiliki potensi sumber daya laut dan pesisir yang melimpah. Namun disisi lain, wilayah laut dan pesisir Indonesia tidak luput dari ancaman bencana, baik yang disebabkan kejadian alam (tropoghenic) maupun sumbangan aktivitas manusia (antropogenic).  

Bencana yang terjadi di wilayah laut dan pesisir antara lain gempa bumi tektonik, tsunami, badai, dan kenaikan muka air laut. Selain itu, pembangunan dan aktivitas dalam berbagai sektor seperti perikanan, pertanian, perhubungan, pariwisata dan industri di kawasan pesisir disisi lain menyebabkan wilayah ini menjadi semakin rentan. Hal ini juga didukung dengan pemusatan penduduk yang bermukim di wilayah pesisir sehingga dampak bencana di wilayah laut dan pesisir menjadi sangat signifikan.  

Peran Geografi dalam Mitigasi Bencana Kawasan Pesisir dan Laut

Peran Geografi di bidang kebencanaan memiliki posisi terdepan. Sesuai dengan dasar kelimuwannya, Geografi didefinisikan sebagai ilmu yang mengkaji fenomena geosfer serta proses-proses yang terjadi di dalamnya dengan tiga sudut pandang yang spesifik yaitu sudut pandang keruangan, kelingkungan dan komplek wilayah. Dengan landasan tersebut setidaknya ada 2 hal yang menjadi alasan kenapa geografi merupakan ilmu dengan kajian yang komprehensif dalam bidang kebencanaan.

  • Fenomena geosfer yang menjadi kajian utama obyek geografi merupakan tempat terjadinya proses dan kejadian bencana. Proses tersebut diantaranya proses endogen yang didalamnya terdapat bencana gempa bumi, tsunami dan letusan gunug api; proses eksogen seperti banjir, longsor dan kekeringan serta proses antropogenik seperti konflik, subsidence dan banjir.
  • Tiga pendekatan dalam ilmu geografi; pendekatan keruangan, kelingkungan dan komplek wilayah merupakan pendekatan yang mampu memotret bencana dan menjadi pisau analisis yang komprehensif.  Selain itu , titik berat kajian ilmu geografi pada pelibatan faktor fisik dan sosial dalam setiap analisisnya.  

Konsep pengurangan risiko bencana yang ada saat ini melibatkan 3 faktor dalam formulanya, yaitu faktor hazard (bahaya), vulnerability (kerentanan) dan capacity (kapasitas). Pemerintah dan masyarakat saat ini berusaha mengurangi dampak bencana dengan cara peningkatan deteksi bahaya, pengurangan kerentanan, dan peningkatan kapasitas. 

Beberapa hal yang berkaitan dengan aplikasi ilmu geografi telah dilaksanakan seperti pemanfaatan teknologi sistem informasi geografi (SIG) dalam pemetaan area terdampak dan daerah rawan bencana tsunami. Berbagai macam model bahaya tsunami seperti model run-up tsunami juga telah dibuat dengan mendasarkan pada data-data penginderaan jauh dan data social-ekonomi.

Pemetaan kerentanan wilayah pesisir (Coastal vurnability Index Mapping) juga dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi geospasial. Model Coastal Vurnability Index (CVI) menggunakan faktor seperti morfologi, kemiringan pantai, Land Use/Land Cover, batimetri dan ketinggian gelombang pasang surut sehingga menghasilkan peta kerentanan daerah pesisir.

Selain beberapa kegiatan pengurangan risiko bencana yang dilakukan oleh beberapa peneliti di atas, ilmu geografi juga menawarkan kajian yang lebih terintegrasi. Konsep ini berproses dari pendekatan klasik yang mendasarkan pengurangan risiko bencana pada aspek fisik dan pendekatan yang berlangsung saat ini yang melibatkan aspek sosial dan fisik. Melalui kajian ilmu geografi konsep ini selanjutnya dikembangkan melalui 3 perspektif berbeda yaitu system, effect dan value yang dikembangkan menjadi 3 dikotomi berupa sistem sosial-natural, dampak langsung dan tidak langsung serta efek positif dan negatif.

 Melalui kajian tersebut, maka saat ini dampak dan proses bencana mampu dipandang secara menyeluruh sehingga diharapkan pengelolaan yang dilakukan juga melibatkan berbagai faktor di atas. Konsep yang terintegrasi yang melibatkan ke tiga dikotomi dan delapan kategori tersebut diharapkan menjadi pisau analisis menuju pengelolaan bencana yang terpadu.

#geografi #perangeografi #mitigasi #mitigasibencana #bencanapesisir #mitigasibencanapesisir

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun