Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia  berawal dari Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) yang didirikan pada 20 Oktober 1954. PTPG berubah menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Padjadjaran (1958), lalu menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung (1963). Transformasi terakhir menjadi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) terjadi pada 7 Oktober 1999, dan sejak 2014 statusnya menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Perjalanan selama 71 tahun sebuah episode panjang dalam merengkuh  jati diri. Berbagai raihan prestasi gemilang telah dicapai, yang paing menonjol adalah capaian peringkat UPI di tingkat internasional. Mengutip media berita upi (www.berita.upi.edu, 30/6/2025) UPI mencatatkan pencapaian penting di panggung internasional dengan menempati peringkat 1201--1400 dunia dan peringkat ke-17 nasional dalam QS World University Rankings (QS WUR) yang diumumkan pada Rabu, 19 Juni 2025.
Sambutan Gubernur Jawa Barat  Dedi Mulyadi (Sumber: Dokumentasi Pribadi/MD)
Namun, di balik segala pencapaian prestisius UPI selama perjalanan 71 tahun, ada persoalan mendasar yang belum terselesaikan sampai saat ini. Diakui ataupun tidak UPI masih melekat dengan keguruan, kampus yang menghasilkan guru. Dalam sambutannya Rektor, Prof. Didi Sukyadi mendukung penuh pengembangan profesi guru sebagai amanat dari konstitusi negara. Namun mandat ini tidak boleh lepas dari evaluasi serta  nilai-nilai kritis pedagogis. Nalar ktitis tetap diperlukan sebagai nilai mimbar akademik bagi perguruan tinggi.  Realitas pendidikan guru sebagai core bisnis UPI masih menjadi arus utama pengembangan nalar akademik dalam pengembangan UPI secara institusi perguruan tinggi (keguruan). UPI sebagai institusi LPTK pun kian terkikis, kehilangan ruh pendidikan, dan secara eksistensi politik pendidikan sangat lemah. Upaya besar dalam pembenahan sistem pendidikan nasional bisa dimulai dari para pakar pendidikan yang ada di kampus LPTK ini. Apa yang bisa dilakukan? Pertama, mengajukan inisiasi terhadap formulasi pendidikan guru termasuk PPG didalamnya, pendidikan profesi guru tidak lagi ditempatkan secara terpisah dalam proses pendidikan di program studi pendidikan. Pendekatan concurrent model bisa dikembangkan untuk mengembangkan struktur kurikulum  pendidikan guru profesional sehingga mahasiswa yang mengikuti program studi pendidikan setelah lulus sekaligus dengan profesi guru-nya, tidak harus mengikuti lagi PPG. Konsep ini sejalan dengan program rektor saat penyampaian visi dan misi di hadapan Majelis Wali Ananat (MWA) dalam sesi pemilihan calon rektor. Kedua, perjuangan terhadap status guru  (honorer, guru bantu, guru sukarela, dan penamaan status guru lainnya ) dan peningkatan kesejahteraan guru, mulai dari guru anak usia dini sampai guru pendidikan menengah. Negara harus berkomitmen dalan menjamin hak dan kesejahteraan guru.
Ust. Adi Hidyat (Sumber: Dokumentasi Pribadi/MD)
Sejalan dengan sambutan dari Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM), UPI telah mendeklarasikan diri sebagai kampus Bumi Siliwangi, yang memberikan harapan dalam membangun nilai-nilai filosofis dan sosiologis untuk kesejahteraan masyarakat melalui nilai-nilai (keguruan) dalam perjalanannya. Sementara Ustd. Adi Hidayat menyoroti momentum dies natalis sebagai momen peringatan sekaligus evaluasi perjalanan UPI selama 71 tahun berdiri dalam membangun pendidikan tidak hanya intelektual tetapi harus mampu menyentuh karakter.
Villa Isola yang berganti menjadi Bumi Siliwangi, tempat yang menjadi simbol perjalanan PTPG, IKIP Bandung dan UPI, adalah ruang simbolik yang menuliskan sejarah panjang. Selamat Dies Natalis ke-71 semoga UPI tetap konsisten menghidupkan ruh pendidikan Indonesia.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Lihat Pendidikan Selengkapnya