Mohon tunggu...
Mod Ses
Mod Ses Mohon Tunggu... arsitek

create the future htttps://ocw.telkomuniversity.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penelitian Kuantitatif: Pengertian, Ciri-ciri, Kelebihan dan Kekurangan

18 Oktober 2024   13:25 Diperbarui: 18 Oktober 2024   13:31 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Telkom University -- Dalam dunia penelitian yang penuh angka dan logika, ada dua aliran besar yang mengalir di antara para peneliti---kuantitatif dan kualitatif. Namun, kali ini kita akan menyelami salah satunya, yang mungkin bagi sebagian orang lebih terasa seperti membaca peta yang penuh angka, yaitu penelitian kuantitatif. Dalam aliran ini, angka-angka berbicara, dan di balik bilangan, tersimpan cerita tersembunyi tentang fenomena kehidupan manusia.

Apa itu penelitian kuantitatif? Sebuah istilah yang mungkin terdengar rumit, namun pada dasarnya, ia hanya mencoba untuk mengukur dunia melalui angka. Seperti yang dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kuantitatif itu berarti sesuatu yang didasarkan pada jumlah---bagaimana sesuatu dihitung, ditimbang, atau dipilah. Sementara Sugiyono (2023) menambahkan bahwa data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data yang dapat dikonversi menjadi angka, yang kemudian diolah dengan teknik statistik. Dengan kata lain, di balik penelitian ini, ada angka-angka yang diam-diam menyusun cerita, dan tugas peneliti adalah mengungkap makna di balik angka-angka itu.

Namun, tidak seperti saudaranya, penelitian kualitatif, yang sering kali menyelam jauh ke dalam cerita-cerita manusia, penelitian kuantitatif cenderung menjaga jarak. Ia mengamati dari kejauhan, menilai secara objektif, dan tidak terlibat dalam emosi atau narasi pribadi. Penelitian ini bukan tentang kisah perorangan, melainkan tentang pola besar yang bisa diterapkan pada banyak orang, pada populasi yang luas. Tujuannya sederhana, namun mendalam: menguji hipotesis yang lahir dari teori-teori yang sudah ada, dan mencoba memahami hubungan antar variabel di dunia nyata.

Jika kita melihat contoh sederhana, misalnya "Hubungan Pola Tidur Terhadap Tingkat Konsentrasi Belajar Mahasiswa Telkom University," maka kita akan menyaksikan bagaimana ribuan mahasiswa menjadi tokoh-tokoh tanpa nama dalam cerita ini. Pola tidur mereka adalah variabel pertama, sementara tingkat konsentrasi belajar mereka adalah variabel kedua. Di tengah-tengah penelitian ini, tersembunyi dua hipotesis yang saling bertarung---hipotesis Ha, yang mengatakan bahwa ada hubungan, dan hipotesis Ho, yang bersikeras bahwa hubungan itu tidak ada. Seperti pahlawan dan penjahat dalam sebuah kisah, hanya waktu dan data yang akan menentukan siapa yang benar.

Salah satu kekuatan terbesar dari penelitian kuantitatif terletak pada objektivitasnya. Dalam dunia di mana opini dan persepsi bisa berubah-ubah, penelitian kuantitatif berdiri tegak dengan fakta dan angka. Tidak ada ruang bagi interpretasi subjektif; hasilnya dapat diukur, dihitung, dan diuji berulang kali. Data yang dihasilkan bisa berbentuk skor yang rapi, yang kemudian diolah dengan program statistik canggih seperti SPSS. Tak heran, banyak peneliti menyukai metode ini karena efisiensi dan akurasinya.

Namun, seperti semua hal dalam hidup, penelitian kuantitatif tidaklah sempurna. Ia memiliki kelemahannya. Ada rasa dingin yang terkadang menyelimuti data yang dihasilkan. Angka-angka, meskipun tajam dan jelas, sering kali tidak mampu menangkap nuansa emosi atau pengalaman manusia yang lebih dalam. Hasilnya kaku, tanpa tempat bagi cerita yang tersembunyi di balik angka. Dan terkadang, penelitian ini membutuhkan populasi besar untuk mendapatkan hasil yang benar-benar akurat, membuatnya sulit dilakukan dalam skala kecil.

Pada akhirnya, penelitian kuantitatif adalah sebuah perjalanan. Sebuah perjalanan yang tidak selalu dipenuhi warna-warni kehidupan seperti penelitian kualitatif, tetapi lebih seperti sebuah peta jalan yang rapi dan terstruktur, di mana setiap simpang dan belokan ditandai dengan jelas. Bagi mereka yang mencintai kepastian dan kejelasan, penelitian kuantitatif adalah alat yang sempurna. Namun, bagi mereka yang merindukan kisah-kisah manusia yang kompleks, mungkin mereka akan menemukan kehangatan di tempat lain. Tetapi di sinilah kita sekarang, menatap angka-angka di depan mata, dan bertanya-tanya, cerita apa yang akan mereka sampaikan pada kita kali ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun