Mohon tunggu...
Moch Shidiq
Moch Shidiq Mohon Tunggu... Penulis - Pendidik di Klaten, penulis buku

Hobby Tenis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selamat Jalan Nak, Semoga Husnul Khotimah

14 September 2020   23:31 Diperbarui: 8 Agustus 2023   12:34 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

 Hidup dan mati memang tidak bisa ditebak. Kalau Alloh SWT sudah berkehendak tidak ada satu mahluk ciptaannya bisa mengelak. Begitu juga yang dialami ananda, Gilank Riyandana Kusuma Atmaja (14), peserta didik SMPN 6 Klaten, dipanggil Sang Khalik dengan begitu cepat. Siswa tampan kelas IX ini menghembuskan nafasnya yang terakhir, Senin (13/9) karena kecelakaan sendiri.

Keterangan yang berhasil dihimpun Kompasiana di lapangan menyebutkan,  kecelakan terjadi di Jalan Klaten - Ngawen, tepatnya sebelum SMP Muhammadiyah Ngawen. Kurban mengendarai sepeda motor berboncengan dengan Rizki (11) pelajar SDN 2 Kwaren, Ngawen. Rizki yang diboncengkan - kini berbaring di Rumah Sakit RSI Klaten. Sedangkan kurban - Gilank Riyandana - sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir juga sempat di larikan di RS yang sama.

Gilank Riyandana Kusuma Atmaja, merupakan siswa SMPN 6 Klaten  yang baik dan taat beribadah. "Gilank itu orangnya pendiam dan rajin masuk kelas, sebelum pandemi covid-19, bahkan sampai terakhir hayatnya juga masih rajin mengerjakan  tugas. Sabtu kemarin saja dia masih mumpulkan tugas," papar Sri Lestari, S.Pd, wali kelas IX F SMPN 6 Klaten.

Menurutnya, kami merasa kehilangan seorang pelajar yang rajin, dan tampan. Menurut teman satu kelas, Gilank itu juga dikenal "lomo". Maksudnya, Gilank itu suka tlaktir dan menolong teman-teman. "Saya salah satu teman yang sering diajak tlaktir," papar Nayara, teman kelas Gilank.  Jadi, saya merasa berat dan hampir tidak percaya, Gilank diambil oleh sang Kholik begitu cepat.

Ayah dan Ibu Gilank sangat terpukul dengan "hilangnya" putra kesayangannya. "Saya tidak menyangkat kamu, menghadap Tuhan YME begitu  cepat," papar Agus Riyanto, ayah Gilank. Begitu juga ibu - Yoga Very Furida merasakan kesedihan yang mendalam. "Doakan saja, semoga Gilnak mendapatkan tempat yang layak di surga," tukas Furida dengan wajah lembab.

Gilank dimakamkan di Sasono loyo, Josuman, Duwet, Ngawen, Klaten, Selasa (15/9). SMPN 6 Klaten, lewat Pembantu Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Kamidi, S.Pd merasa kehilangan siswa terbaiknya. Selamat jalan nak, semoga kau ditempatkan Surga "Jannah" yang layak. Sekali lagi selamat jalan, nak. Semoga khusnul khotimah. (Diq)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun