Meskipun El Salvador berhenti membeli Bitcoin baru, mereka tetap menyimpan cadangan yang sudah ada, yakni sekitar 6.002 BTC (setara dengan US$600 juta pada harga saat ini). Jadi, ini bukan berarti negara tersebut meninggalkan Bitcoin sepenuhnya, melainkan lebih ke strategi penyesuaian kebijakan.
Beberapa analis melihat ini sebagai langkah pragmatis. Dengan cadangan Bitcoin yang sudah cukup besar, El Salvador bisa tetap memanfaatkan potensi kenaikan harga di masa depan, sembari mengamankan bantuan keuangan dari IMF.
Apakah Ini Tanda Bitcoin Gagal di El Salvador?
Belum tentu. Banyak negara masih memantau eksperimen El Salvador dengan Bitcoin. Jika harga Bitcoin naik drastis dalam beberapa tahun ke depan, El Salvador bisa mendapatkan keuntungan besar dari cadangan mereka. Namun, jika harga terus fluktuatif atau turun, mereka akan lebih diuntungkan dengan pendekatan yang lebih hati-hati seperti sekarang.
Kesimpulan: Strategi atau Keputusan Terpaksa?
Keputusan El Salvador untuk berhenti membeli Bitcoin kemungkinan besar bukan karena mereka kehilangan keyakinan terhadap kripto, tetapi lebih karena kebutuhan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendapatkan dana dari IMF. Ini adalah langkah kompromi yang mungkin akan memberikan manfaat jangka panjang, baik dalam bentuk stabilitas ekonomi maupun potensi keuntungan dari Bitcoin yang masih mereka miliki.
Jadi, apakah ini langkah cerdas atau justru tanda mundurnya eksperimen Bitcoin di El Salvador?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI