Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Antara Deny Siregar dan Karni Ilyas

9 Desember 2017   14:08 Diperbarui: 10 Desember 2017   13:12 3223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi Deny, SS, You Tube.

Sejujurnya, terlalu besar saya menyandingkan Deny Siregar dengan Karni Ilyas sebagaimana dalam judul tulisan ini. Namun sekedar "membesarkan" hati Deny Siregar atas cacian terhadap dirinya pasca ia tampil di ILC 5 Desember 2017 lalu dengan bahasan Reuni 212, Perlukah?, saya pikir tak mengapa.

Pembicaraan tentang Deny Siregar dalam acara ILC itu hingga kini memang masih viral, banyak yang tertarik dengan ocehannya terkait dengan persoalan dana Reuni 212,ketidak pedulian ummat Islam terhadap bencana yang dihubungkan dengan kegiatan Reuni 212 dan lainnya.

Sayangnya, ketertarikan warganet terhadap ocehan Deny Siregar  dalam forum yang bergengsi itu, bukan lantaran kedalaman ilmunya atau kepiawaiannya berbicara di dunia nyata,  tetapi justru karena dia -- meminjam istilah Karni Ilyas -- tidak pandai menari diatas lantai ( ILC), apa yang ia katakan justru menunjukkan kedangkalan daya nalarnya (saya tidak mengatakan bodoh) dalam menyikapi Reuni 212 serta sangat terang benderang dilayar kaca betapa gagapnya ia berbicara sehingga kelihatan sering menahan dan menarik nafas termasuk batuk juga.

Deny yang mengaku sebagai pegiat media social, dalam ILC itu membahas mengenai adanya pasokan dana sebesar 4 Milyar. Terkait dengan itu Deny kemudian mengatakan tidak ingin membahas dari mana dana itu berasal, tetapi justru menohok ummat Islam peserta reuni 212 tidak ada kepedulian karena pada saat yang sama dinegeri kita sedang ada bencana.

Dari ocehan Dany itu, saya menangkap bahwa menurut Deny,dana 4 milyar itu akan lebih berarti di sumbangkan untuk beli beras atau selimut bagi korban bencana dibanding untuk menyelenggarakan Runi 212 yang tidak jelas tujuannya.

Atas berbagai pernyataan Deny Siregar dalam ILC yang tayangannya mudah di akses melalui you tube, kontan mendapat tanggapan negative dari warganet baik dari konten pembicaraan maupun dari gestur saat Deny berbicara, sebagian besar membully Deny yang menurut sayapun sama sekali tak bermutu.

Hitung hitung membela diri dari bully-an warganet, Deny kemudian mencuit melalui akun Twiternya dengan mengatakan sebagai berikut;

#ILC Reuni 212, Saya seperti kehilangan ILC diawal awal kemunculannya yang greget,ILC menjadi seperti ajang curhat dan keluh kesah panjang daripada sebuah model diskusi yang menarik.

Berharap mendapat tanggapan yang baik, malah totokan yang didapat dari Karni Ilyas melalui bahasa bergaya melayu dengan mengatakan;

"Kalau kamu tak pandai menari, jangan lantai kamu bilang terjungkat (jangan lantai kamu salahkan)".

Balasan Karni Ilyas ini punya makna yang sangat luar biasa, orang bisa mengartikannya menurut interpretasi masing masing. Bisa saja diartikan, "kalau kamu itu (sesungguhnya) bodoh, jangan kemudian orang lain yang disalahkan, akui saja kebodohanmu itu".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun