Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memang Ahok Telah Berubah

23 November 2016   16:55 Diperbarui: 23 November 2016   17:07 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: news.LewatMana.com

Saat saya duduk ngopi bareng dengan tukang ojeg bukan online di warung dekat pangkalan ojeg tikungan kampung, saya iseng iseng tanya, siapa orang paling ngetop di jagad nusantara saat ini, serentak mereka menjawab ‘’Ya Ahok lah’’.

‘’Apa yang membuat Ahok terkenal’’, tanya saya lagi.

‘’Ya karena kasus Surat Alma’idah 51 itu pak’’, kata si Kamsin tukang ojeg yang tidak pernah lepas sembahyang lima waktu.

Jawaban mereka ini nampaknya sebagai pembenaran bahwa masalah Ahok ini bukan masalah Jakarta saja, tetapi sudah menyebar bagai virus ke berbagai daerah di Indonesia. Bagaimana tidak, la wong si Kamsin ini bukan warga Jakarta, tinggalnya juga berjarak 120 km dari Jakarta.

Sayangnya, moncernya nama Ahok diseluruh penjuru nusantara saat ini jelas bukan karena kebijakannya yang telah membuat Jakarta ‘’sedikit’’ berubah, tapi lebih besar karena ‘’imeg’’ jeleknya yang telah membuat tersinggung sebagian besar ummat Islam di Indonesi karena kasus Surat Almaidah 51 diatas.

Soal kebijakan Ahok membenahi Jakarta sudah banyak diakui orang, bahkan secara pribadi saya sebagai warga di luar Jakarta, turut mengapresiasi dan pernah menulikannya di Kompasiana tahun 2013 lalu walaupun saat itu penentu kebijakannya adalah Jokowi sebagai Gubernur DKI (lihat disini http://www.kompasiana.com/mochnasir/penataan-pkl-tanah-abang-maju-terus-engkoh-ahok_552a3ce3f17e61cb6fd6241a

Tentang bagaimana bergulirnya kasus Surat Almaidah 51, baik yang menyangkut latar belakang peristiwanya maupun buntut dari peristiwa itu, sudah sama sama diketahui oleh seluruh rakyat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, Agama yang dilambangkan dengan Bhinneka Tunggal Ika.

Seiring dengan berjalannya waktu, ternyata ada hal yang menarik pada diri Ahok, pada saat konfrensi Pers, setelah diperiksa Bareskrim Mabes Polri sebelun ditetapkan sebagai tersangka, nampak sekali perubahan pada diri Ahok, Ia yang biasanya bersemangat dan banyak bicara jika berhadapan dengan wartawan, hari itu seolah shaum ngomong walaupun gayanya masih perlente, namun public tetap melihat dengan -- terang benderang-- (meminjam istilah Poltak Si Raja Minyak Luhut Sitompul) bahwa dibalik sikapnya itu nampak ada tekanan psycologis berupa ketegangan. Ahok hanya bilang bahwa jika mau tanya yang lengkap, silahkan tanya pada penyidik, setelah itu ia permisi pulang hanya dengan alasan ‘’mau makan karena sudah lapar’’.

Demikian pula saat menghadapi wartawan setelah pemeriksaannya sebagai tersangka, nampak sekali perubahan yang sangat drastis. Tak sekatapun keluar komentar dari mulut Ahok, yang ada hanyalah situasi ketegangan yang menyelimuti suasana.Wajah Ahok kelihatan tegang, Ahok yang biasanya juga tersenyum, saat itu kelihatan masam dibarengi dengan rona mata yang kosong, sesekali berbisik kepada timnya. Tangan Ahok yang biasanya rajin menunjuk nunjuk, menggebrak, kini kelihatan santun dengan dikepalkan menjadi satu seperti orang yang sedang menerima tamu atau menerima wejangan.

Ketegangan ternyata bukan hanya pada diri Ahok, tapi hampir semua yang mengantar Ahok wajahnya seolah dalam suasana duka, hanya Poltak Si Raja Minyak Ruhut Sitompul yang seolah-olah, sekali lagi seolah olah kelihatan tegar walaupun sangat terang benderang ketegarannya itu hanya dibuat buat dan dipaksakan.

Melihat berbagai rangkaian peristiwa yang menyelimuti Ahok ini, sebagai Calon Gubernur di DKI pada Pilgub 2017 mendatang, ternyata saat ini memang Ahok telah berubah, berubah menjadi ‘’Tersangka’’ dan kedepan akan berubah lagi menjadi ‘’Terdakwa’’ dalam kasus ‘’Penistaan Agama’’.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun