Mohon tunggu...
Moch. Marsa Taufiqurrohman
Moch. Marsa Taufiqurrohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hukum (yang nggak nulis tentang hukum)

Seorang anak yang lahir sebagai kado terindah untuk ulangtahun ke-23 Ibundanya.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Nasi Goreng Ivana, Sebuah Cita Rasa yang Paripurna

23 Januari 2019   07:20 Diperbarui: 23 Januari 2019   08:03 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau sudah tiada baru terasa

Bahwa kehadirannya sungguh berharga

Sungguh berat aku rasa kehilangan dia

Sungguh berat aku rasa hidup tanpa dia

SEBENARNYA Bang Haji Rhoma Irama mencipatakan lagu berjudul "Kehilangan" itu untuk mengingatkan bahwa kita harus bersyukur terhadap apa yang kita miliki dan sering kita temui. Bukan justru bosan dengan semua hal tersebut. Sebab kita baru akan menjadi benar-benar sadar, menjadi benar-benar rindu, menjadi benar-benar sangat menyesal bila kita sudah benar-benar kehilangan. Begitu juga Nasi Goreng. Lha Kok bisa tiba-tiba Nasi Goreng?

Terkadang (bahkan mungkin selalu) menikmati Nasi Goreng menjadi hal yang sudah biasa, bukan sesuatu yang 'wah'. Mungkin kita merasa rasa Nasi Goreng hanya 'begitu-begitu' saja. Tapi ingat, ketika kita menetap di tempat yang tidak begitu akrab dengan Nasi Goreng, di luar negeri misalnya, atau sudah tidak bisa bertemu, tidak bisa bertatap muka, eh bertatap mulut dan lidah dengan Nasi Goreng kesayangan kita, barulah kita tahu rasanya tiba-tiba rindu dengan makanan 'sapu jagad' ketika merasa lapar itu. Pasti rasanya lebih galau daripada kehilangan pacar atau gebetan.

Jangan disangka ini hanya 'ke-alay-an' saya saja, ini benar-benar nyata. Saya berdomisili di Banyuwangi. Sejak kecil saya sudah jatuh cinta kepada yang namanya Nasi Goreng, dan saya merasakan Cinta Pertama kepada Nasi Goreng di saat masih taman kanak-kanak. Cinta tersebut jatuh kepada Nasi Goreng milik Pak Ivana. Ya, beliau sudah berjualan Nasi Goreng sejak beliau lulus SMK. Cinta tersebut masih utuh dari TK hingga saya sudah kuliah memasuki semester ketiga.

Dulunya Pak Ivana berjualan Nasi Goreng bersama adiknya, mendorong gerobak Nasi Goreng ke tengah kota, dari pukul enam petang hingga Nasi Goreng ludes terlahap. Setelah Pak Ivana menikah, beliau ditemani oleh istrinya berjualan Nasi Goreng dan membuka warung sendiri, sementara adiknya memutuskan untuk berjualan sendiri.

Sempat bingung sih, di saat kedua bersaudara ini berpisah dan memilih untuk berjualan sendiri-sendiri, antara memilih Nasi Goreng Pak Ivana dan adiknya. Tapi kata orang bilang "Love will find it's way" bahwa cinta akan menemukan jalannya sendiri dan cinta saya tetap bermuara kepada Nasi Goreng Pak Ivana (ga usah baper).

Sebuah Rasa yang Paripurna

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun