Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Juga "Gelandangan", Kenapa dengan Anies Baswedan?

10 Februari 2021   05:31 Diperbarui: 10 Februari 2021   05:35 1068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan (Kompascom)

Menjadi gelandangan itu posisi paling tidak enak. Bahkan ada yang ditangkap kemudian dibuang ke daerah agar tidak mengotori sebuah kota. Kadang juga ada yang membuat nya menjadi sebuah proyek untuk kepentingan dirinya sendiri. 

Mereka adalah gelandangan yang kalian bisa lihat di jalanan. Mereka tak punya rumah untuk berteduh. Paling bisa masuk ke rumah rumah sosial untuk dibina. Jika mujur, dalam artian rumah sosial dikelola dengan baik gelandangan bisa menjadi orang baik juga. 

Bagaimana dengan politikus tanpa partai politik? Mereka juga dapat disebut gelandangan politik. Karena mereka tak punya rumah tetap untuk kembali berteduh. Rumah tempat keluarga yang siap membela hingga sampai titik penghabisan nya. 

Orang Jakarta sempat dag dig dug ketika Jokowi tidak kunjung dicalonkan untuk menjadi calon gubernur DKI.  Jokowi tidak punya partai. Jokowi punya partai jika diartikan sebagai seorang kader. Tapi, apa kekuatan seorang kader belaka? 

Demikian juga ketika Jokowi diharapkan begitu masyarakat agar mencalonkan diri menjadi calon presiden untuk pertama kalinya. PDIP tampak kurang yakin di awal awalnya. 

Dan maksud PDI-P tentunya Bu Megawati. Karena PDI-P menyerahkan hak pencalonan presiden kepada ketua umumnya yang dijabat oleh ibu Megawati. 

Berbeda misalnya dengan pencalonan Prabowo yang langsung didukung secara penuh oleh Gerindra. Sesuatu yang wajar karena Prabowo ketua umum Gerindra. Tak ad yang berani berbeda di dalam Gerindra. 

Demikian juga ketika AHY menjadi calon gubernur DKI yang langsung didukung oleh seluruh komponen Demokrat. Tentunya karena faktor SBY yang menjadi ketua umum Demokrat sekaligus pendirinya. 

Selain Jokowi yang hanya sebagai kader partai, ada Anies Baswedan yang sekarang menjadi sendirian. Tak punya rumah politik yang siap membelanya mati-matian.  Tinggal PKS yang masih berdiri di belakang Anies. Meskipun kesannya juga masih setengah hati. 

Partai Nasdem sempat diberitakan mendukung perubahan UU Pemilu bersama Golkar.  Dua partai ini membersamai PKS dan Demokrat. Akan tetapi, kemudian kedua partai ini berbalik badan berubah haluan tak lagi mendukung perubahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun