Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Orang Bodoh Meributkan Banjir

20 Januari 2021   17:26 Diperbarui: 20 Januari 2021   17:35 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ciri orang bodoh adalah mereka yang meributkan bencana pada saat bencana itu terjadi. Padahal mereka tahu betul sebabnya tapi didiamkan saja karena dianggap kurang seksi.

Kapan banjir terjadi di negeri ini? 

Jawaban nya pasti setiap tahun. Berulang dan berulang. Dengan teriakan yang sama dari dulu hingga sekarang. 

Kalau sebuah bencana diributkan cuma ketika bencana itu datang, apa manfaat nya, kalau bukan memang hendak bikin ribut? 

Bahkan saking bingungnya, ada saja pejabat yang bilang banjir diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi. Titik. Setelah itu, dia minum kopi hangat. Sampai kemudian ada banjir lagi pada tahun depan nya, dan diulangi lagi jawaban itu, seolah olah jawaban itu adalah jawaban baru. 

Banjir itu kan cuma akibat. Akibat dari pengelolaan lingkungan yang selalu berorientasi uang uang, dan uang.  Proyek sawit ini untuk kepentingan negara karena dapat mendatangkan investor dan nanti hasilnya diekspor sehingga akan menambah devisa negara. Kalian tahu kan arti devisa untuk negara kita? 

Coba cek, sebetulnya negara dapat berapa . Apalagi kalau kalian berani membandingkan antara perolehan negara dengan kerusakan lingkungan. 

Wah, kalian pasti akan geleng-geleng kepala karena sudah diwapusi selama ini. 

Orang orang pintar berpikir tentang banjir sepanjang waktu. Sayang saja, kadang kadang orang pintar cuma punya otak tapi gak punya jabatan. Sehingga pemikiran segemilam apa pun akan mentok di depan meja meja kekuasaan yang angkuh. 

Teriakan para pembela lingkungan seakan semakin lirih. Hanya terdengar sayup sayup. Karena banyak telinga sudah disumpal dengan dolar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun