Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Anakku Melukis Iblis

23 September 2020   05:04 Diperbarui: 23 September 2020   05:40 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru siang ini, anakku pulang dengan membawa senyumannya yang paling manis.. Iya, bener. Suwer. Bukan karena aku bapaknya terus asal saja ngasih penilaian pada anak. Bukan. Sekali lagi, bukan. 

Biasanya dia pulang dengan menangis. Kalaupun tak menangis, mukanya selalu terlipat dia belas. Sehingga serbet yang suka kelupaan nyuci pun masih kalah kucel dari  wajah anakku saat pulang sekolah. 

Pelajaran melukis yang selalu menjadi persoalan.  Gurunya memberi tugas melukis. Apa saja boleh. 

Pertama, anakku gambar burung.  Semangat dia menggambarnya.  Dan ketika berangkat sekolah juga tak kurang semangat. 

"Tumben? " ledekku. 

"Nilai melukis dede pasti cepek, Yah, " kata anakku menyombongkan lukisan burungnya. 

Tapi apa yang aku lihat ketika dia, anakku itu, pulang? 

Mukanya sudah dilipat lipat.  Pokoknya, komposisi hidung sama bibir seakan tertukar tempat nya. 

"Kenapa? "

"Kata Bu Guru, kepala burung dede terlalu kecil. Disuruh lukis yang lain saja, " jawab anakku setengah terisak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun