Tapi, kepengurusan partai Gerindra 2020-2025 sudah diumumkan. Dan di puncak piramida sebagai ketua umum masih juga tertulis dengan tinta emas nama Prabowo Subianto.Â
Kenapa para kakek dan nenek belum juga rela memberikan jalan untuk anak bahkan cucu cucunya yang masih muda?Â
Harusnya Prabowo, Megawati, Surya Paloh sudah istirahat menikmati hari tua. Sudah tak berpikir politis memikirkan menang atau kalah.
Mereka harusnya sudah berpikir tentang negara. Menjadi seorang negarawan. Berpikir lebih luas dari pada sekadar berebut kekuasaan.Â
Gerindra masih memasang Prabowo kemungkinan karena akan terjadi gejolak  jika Prabowo tak lagi berada di puncak. Tapi, ini cuma mengulur waktu saja. Karena tak mungkin selamanya partai Gerindra mengandalkan Prabowo sebagai pemersatu.Â
Partai, apa pun namanya, harus disatukan oleh ideologi yang jelas. Ketundukan seseorang bukan pada sosok dalam partai. Ketundukan pada sistem dan ideologi yang kuat.Â
Sehingga para kader militan sebuah partai tidak kemudian serta merta dikalahkan oleh anak ingusan dari pemimpin partai Jakarta. Â Kader militan adalah aset. Politik adalah karier siapa pun yg setia menjadi kader.Â
Keputusan seharusnya tidak semua nya dari jakarta. Masa iya, keputusan di tingkat kota dilakukan di jakarta dan mengabaikan keputusan yang sudah dilaksanakan di tingkat kota padahal keputusan tersebut sudah dimusyawarahkan dengan baik?Â
Prabowo harus menyelesaikan masalah regenerasi ini. Berilah jalan pada mereka yang muda. Tak usah takut apa apa. Karena regenerasi adalah tuntutan alamiah. Melawan hukum alam akan membuat terpental sendiri.Â
Siapa Ketum Gerindra?Â
Masih Prabowo, Lalu....Â
Semoga Gerindra mampu menjawabnya dengan baik.Â