Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Masih Prabowo, Lalu....

20 September 2020   05:58 Diperbarui: 20 September 2020   06:18 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto, Kompascom

Masih Prabowo. Gerindra belum mampu bergerak. Seperti PDIP yang masih Megawati dan NasDem yang masih Surya Paloh. Mungkin baru Demokrat yang sudah setengah SBY. 

Problem partai partai di negeri ini adalah kehadiran sosok sebagai pemerekat partai. Hadirnya sosok sebagai tokoh Sentral dalam setiap partai. 

Lebih parah lagi jika tokoh tersebut juga sebagai pendiri. Maka, ada kesan yang jelas bahwa tokoh tersebut juga sebagai pemilik partai. 

Jangan heran, jika kemudian partai pun diwariskan.  SBY sudah mewariskan Demokrat kepada anak kesayangan nya. Megawati juga kemungkinan besar akan mewariskan PDI-P kepada anak kesayangan nya. 

Mungkin PAN yang sudah pasti gagal mewariskan partai dari Amin Rais kepada Hanafi Rais. Tapi kemudian Amin Rais bikin partai baru. Mungkin partai ini yang akan kemudian diwariskan kepada anak kesayangan nya. 

Gus Dur pernah gagal. Muhaimin Iskandar dapat merebut pengaruh Gus Dur di PKB. Tapi kelihatan nya saat ini Muhaimin terlalu kuat sehingga dapat menjadi tokoh Sentral baru di PKB. 

Golkar sendiri masih banyak dikuasai oleh anak-anak penguasa Golkar zaman Orde Baru. Sebut saja Ketua Umum Golkar yang anak Hartarto, tokoh Golkar Orde Baru. Nama lain ada juga seperti Gumiwang Kartasasmita. 

Kenapa partai partai itu menjadi seperti perusahaan yang sewaktu waktu diwariskan? 

Sebuah problem tersendiri. Dan harusnya sudah dipikirkan matang matang oleh setiap kepala di negeri ini. Jangan sampai lah negeri ini menjadi milik mereka semata. 

Hanya Gerindra yang terlihat tak mungkin ada pewarisan tahta ketua umum.  Harusnya Gerindra mewariskan ketua umum kepada anak anak ideologis Prabowo. 

Tapi, kepengurusan partai Gerindra 2020-2025 sudah diumumkan. Dan di puncak piramida sebagai ketua umum masih juga tertulis dengan tinta emas nama Prabowo Subianto. 

Kenapa para kakek dan nenek belum juga rela memberikan jalan untuk anak bahkan cucu cucunya yang masih muda? 

Harusnya Prabowo, Megawati, Surya Paloh sudah istirahat menikmati hari tua. Sudah tak berpikir politis memikirkan menang atau kalah.

Mereka harusnya sudah berpikir tentang negara. Menjadi seorang negarawan. Berpikir lebih luas dari pada sekadar berebut kekuasaan. 

Gerindra masih memasang Prabowo kemungkinan karena akan terjadi gejolak  jika Prabowo tak lagi berada di puncak. Tapi, ini cuma mengulur waktu saja. Karena tak mungkin selamanya partai Gerindra mengandalkan Prabowo sebagai pemersatu. 

Partai, apa pun namanya, harus disatukan oleh ideologi yang jelas. Ketundukan seseorang bukan pada sosok dalam partai. Ketundukan pada sistem dan ideologi yang kuat. 

Sehingga para kader militan sebuah partai tidak kemudian serta merta dikalahkan oleh anak ingusan dari pemimpin partai Jakarta.  Kader militan adalah aset. Politik adalah karier siapa pun yg setia menjadi kader. 

Keputusan seharusnya tidak semua nya dari jakarta. Masa iya, keputusan di tingkat kota dilakukan di jakarta dan mengabaikan keputusan yang sudah dilaksanakan di tingkat kota padahal keputusan tersebut sudah dimusyawarahkan dengan baik? 

Prabowo harus menyelesaikan masalah regenerasi ini. Berilah jalan pada mereka yang muda. Tak usah takut apa apa. Karena regenerasi adalah tuntutan alamiah. Melawan hukum alam akan membuat terpental sendiri. 

Siapa Ketum Gerindra? 

Masih Prabowo, Lalu.... 

Semoga Gerindra mampu menjawabnya dengan baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun