Pengajar SMK juga masih menjadi persoalan tersendiri. Pengajar atau guru mapel keahlian seharusnya diampu oleh guru dengan keahlian yang sama. Sementara, terutama di SMK swasta, terkadang guru pengampu mapel keahlian diberikan kepada siapa pun secara asal asalan.Â
Kerja sama dengan industri di daerah menjadi sangat diperlukan. Sehingga lulusan dari SMK akan langsung diterima di perusahaan tertentu karena memang dibutuhkan.
Kesinambungan ini yang sudah digembar-gemborkan dari mulai zaman mendikbud Wardiman Djojonegoro tapi belum juga ada kejelasan hingga kini.
Link and match menjadi kebutuhan yang tak bisa ditolak. SMK harus memperhatikan hal tersebut jika tak ingin mencipta calon-calon pengangguran.
Lama proses belajar memang perlu dilakukan. Tapi harus jelas dulu programnya. Jangan sampai pelamaan proses belajar di SMK menjadi 4 tahun hanya untuk memperpanjang jalan sebelum menjadi pengangguran juga.
Kajian harus dilakukan dengan cermat. SMK memang sangat diperlukan oleh bsngsa ini. Sehingga, persaingan antarpekerja yang sebentar lagi berlaku tidak menjadi bumerang bagi anak negeri ini.Â
Ucapan seorang Menteri saat membela kehadiran tenaga kerja asing dari China bahwa pekerjaan itu belum bisa dikerjakan oleh anak-anak muda negeri tercinta ini, sangatlah memalukan diri sendiri. Ibarat menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri.Â
Masa iya, untuk kerjaan seperti itu saja, anak anak negeri ini harus menerima kekalahan?Â
Kementerian Pendidikan Nasional jangan hanya bikin kelinci percobaan. Waktu yang terbuang sudah terlalu banyak. Tak mungkin lagi kita berjudi dengan waktu. Saatnya kita bangkit.