Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Single at Heart

15 November 2018   07:20 Diperbarui: 15 November 2018   07:33 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ada yang sesenggukan menangis lagi.  Pasti adikku.  Pasti ada masalah keluarga lagi.

"Ada apa?" tanyaku.

Tak menjawab.  Mungkin dia sudah tahu kalau jawaban tak perlu karena pertanyaan ku juga pertanyaan yang sama persis setiap kali dia datang ke sini.

Adikku.

Gadis ceria yang manja.  Sangat manja.  Tapi kemanjaan perempuan yang seperti itu yang disukai laki laki.  Dengan kemanjaan perempuan seperti itu, laki laki menjadi merasa dibutuhkan.  Laki laki menjadi merasa paling perkasa.

Adikku sudah menikah.  Dia menikah sehabis lulus.  Dia memang berkeinginan untuk menjadi ibu bagi anak anaknya.

Dan adikku sekarang sudah punya anak satu.  Sudah lumayan besar.  Tapi, adikku tak pernah menjadi dewasa. 

Beda banget sama aku.  Aku tak bisa manja.  Aku tipe perempuan mandiri.  Aku merasa bisa melakukan apa pun.  Bahkan kadang kehilangan gairah melakukan sesuatu karena aku sudah yakin pasti akan berhasil.

Sebagai anak pertama, aku tak pernah manja dengan siapa pun.  Ibu juga senang, melihat aku mandiri.  Karena ibu bisa konsentrasi pada adikku.

Kebiasaan mandiri inilah yang bikin aku muak kalau ada cowok yang memperlakukan aku seperti orang lemah.  Aku pengin tetap mandiri.  Dan ini yang sering membuat cowok mundur teratur sebelum mencapai tujuannya menjadikan ku sebagai pacar yang manja.

Hingga kini aku belum punya pacar.  Apalagi punya suami.  Aku lebih senang sendiri.  Kalau kamu lihat, aku di jalan tol joget joget di dalam mobil karena mendengar musik kegemaran, itulah sejatinya jiwaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun