Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ustaz Tengku Mati di Kandang Babi

14 November 2018   20:44 Diperbarui: 14 November 2018   20:44 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Orang mati itu biasa.  Ustad mati juga biasa.  Kalau ustad mati di masjid juga biasa.  Sama biasanya, kalau preman mati di pasar atau got.

Menjadi luar biasa kalau ada preman yang mati di masjid.  Atau seperti kematian ustad Tengku tadi pagi.

Jamaah mengira ustad Tengku sakit, waktu solat Subuh, Robikin yang menjadi imam solat.

Tapi semua orang kaget, waktu si Jali, lari terburu buru sambil teriak kalau ustad Tengku Mati di Kandang babi.

Si Jali sendiri bukan pemilik peternakan babi.  Mantan preman itu hanya diberi tugas menunggui kandang babi dan memberi makan babi babi itu.

Pemilikinya, orang cina yang tinggal di kota kecamatan.  Tempat peternakan babi miliknya juga berada di dekat hutan.  Makanya tak ada yang mengusik keberadaan kandang babi itu.

Ustad Tengku sendiri bukan orang asli kampung Taman Sari.  Istri ustad Tengku yang asli kampung situ.

Kampung Taman Sari sendiri, dapat dikatakan kampung abangan.  Ada orang solat, tapi hanya bisa dihitung dengan jari tangan saja.  Ada masjid, tapi juga nyaris kusam karena jamaahnya tak lebih dari lima orang kakek kakek.

Ustad Tengku beragama agak keras.  Dia penentang beberapa kegiatan kampung yang dianggap syirik.  Dan ustad Tengku cukup berhasil.

Jamaah masjid bertambah.  Permainan judi berkurang.  Bahkan tempat mabuk mabukan tak lagi berani terang terangan walau sampai kini masih ada.

Tinggal satu yang menjadi ganjalan hati ustad Tengku.  Peternakan babi.  Ustad Tengku pengin sekali peternakan babi itu enyah dari muka bumi Taman Sari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun