Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kutukan Perempuan yang Terluka

11 November 2018   19:43 Diperbarui: 11 November 2018   20:02 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tak ada perempuan yang bisa mengutuk, kecuali perempuan itu sudah tak bisa menahan lukanya.

Dan kamu masih ingat kata kata temanmu itu, tapi kau abaikan.

Lalu kau dikutuknya.

Kau tak percaya.  Kau tertawa meledek terhadap kata kata dia.  Perempuan yang telah kau bikin luka.

Sekarang kau baru merasa kalau kutukan itu ada.  Kutukan itu melekat pada hidupmu.  Jiwamu terkurung.  Jiwamu terpasung.

Kamu terlalu jumawa.  Kau kejar apa yang kau inginkan.  Kau campakkan apa yang kau merasa bosan.

Bahkan pada perempuan setia padamu.  Yang telah mengorbankan segalanya demi kamu. Kamu memang layak mendapat kutukan itu.  Sangat kayak.

Dan sekarang kau baru merasakan, bagaimana sakitnya dicampakkan.  Dihinakan.  Sakitnya lebih parah daripada kau gorok lehermu sendiri pelan pelan.

Laki laki itu terus tertawa.  Tertawa. Dan tertawa.  Dia sedang menertawakan dirinya sendiri.  Kebodohan dirinya.  Kesombongan dirinya.

Dan dari jauh, perempuan yang terluka masih tetap meneteskan air mata.  Masih ada pertarungan sengit antara cinta dan luka.  Pertarungan yang entah sampai kapan akan mencapai ujungnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun