Mohon tunggu...
Mobit Putro W.
Mobit Putro W. Mohon Tunggu... Dosen - Bergelut dengan bahasa

Hidup itu bukti sebuah kematian....

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Rahmad Darmawan, Rintisan Tokoh Berstandar Internasional (RTBI)

13 Desember 2011   17:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:21 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sebetulnya saya sudah lama bersimpati dengan seorang Rahmat Darmawan (RD). Orang ini mampu mengganggu pikiran saya dalam berbagai aktifitas persepakbolaan di Indonesia ini. Tidak saja tokoh ini yang begitu piawai dalam memerankan diri sebagai pelatih sepak bola, terakhir tercatat sebagai coach Indonesia U23 dan Tim Nas Indonesia Selection.

Pria humble dan rendah hati ini begitu memukau ketika memantau kinerja anak buahnya saat menjamu Malaysia dalam kompetisi Sea Game kemarin namun juga ketika menjamu team juara kompetisi paman Sam kemarin. Hingga mampu menahan 0-1 hingga akhir pertandingan. Terlepas adanya sinyalemen kemenangan bayaran yang sering diributkan dalam dunia sepak bola itu.

Teman saya ada yang bilang bahwa dalam sepak bola itu tidak ada yang tidak mungkin. Menurutnya semua bisa diatur dengan duit, kamu ngalah saja dengan saya. Atau saya harus mengalah, dengan syarat 'wanine piro' tidak lepas dari intrik-intrik perjudian. Dulu, konon jamannya Nurdin Halid, hal-hal seperti ini sudah menjadi makanan bersama.

Teman saya mengambil dalih, bahwa seorang Nurdin itu memiliki kekuatan di lobi internasional. Dia itu pelobi ulung sehingga mampu memboyong beberapa kompetisi dalam level internasional ke stadion Bung Karno. Bila saja kekuatan perlobian itu tidak kuat, tidak akan mungkin kompetisi itu ada di sini.

Saya sendiri termenung juga mendengar cerita kawan saya itu. Betulkah semua yang dibicarakan itu. Akhirnya saya mengambil kesimpulan sendiri, memang besar kemungkinan hal itu terjadi. Karena konon di sepak bola apa saja ada dan bisa terjadi. Kekalahan dan kemenangan sangat bisa dibeli dan dipermainkan, karena memang sepak bola itu adalah permainan.

Tetapi tidak seratus persen saya sepakat dengan semua pernyataan teman itu. Buktinya seorang Rahmat Darmawan bisa membongkar kesenyapan itu. Dia berani mundur di kala dikondisikan tidak nyaman dan tidak kooperatifnya dalam membangun sepak bola Indonesia.

Semua pihak memiliki kepentingan dalam sepak bola. Penonton, pemain, pelatih, perusahaan yang menaungi klub, keluarga pemain, PSSI dan siapapun yang terlibat, mereka menyusun tahapan-tahapan kepentingan, yang semuanya lebih penting dari tujuan nasional secara umum.

Seorang Rahmat Darmawan rupanya juga mampu membongkar kesan, bahwa pelatih asing itu lebih baik dari pelatih lokal. Tesis ini telah dipecahkan olehnya ketika ia mampu mengelar pertandingan yang sangat berimbang di ajang Sea Games.

Kualitas Darmawan mampu bersaing secara internasional dengan dua pelatih Tim Nas. Mohon maaf, apabila ada sekolah SBI (sekolah Berstandar Internasional) dan RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional) maka profesionalitas RD layak disandingkan dengan beberapa pelatih dari luneg (luar negeri), RTBI, Rintisan Tokoh Berstandar Internasional, he he he he....

Kemunduran RD rupanya tidak jauh-jauh dari kualitas pribadinya yang berupaya bekerja secara profesional untuk mengembangkan sepak bola Indonesia. Semoga saja pihak-pihak yang disinggung oleh RD bisa menyadarinya demi kepentingan bangsa dan negara yang jauh lebih besar.

Acungan dua jempol untuk mu, Pak RD........

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun