Kanzen Pria Munaya lahir di Bandung pada 5 Maret 2002 dan tumbuh besar di Cicalengka. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan rasa ingin tahu yang besar terhadap bunyi. Hampir semua benda di rumah dapat dijadikannya alat musik dadakan, bahkan panci dapur sempat menjadi “drum” pertamanya. Dari kebiasaan sederhana itulah muncul ketertarikan yang kelak mengantarkannya ke dunia musik. Minat ini terus tumbuh seiring perjalanan pendidikannya, mulai dari SDN 8 Cicalengka, SMPN 1 Cicalengka, SMK Muthia Harapan Cicalengka, hingga akhirnya menempuh studi di STEI Bina Muda Bandung dan meraih gelar Sarjana Ekonomi (S.E.).
Dunia akademik tidak membuatnya melupakan ketertarikan pada musik. Justru pada bulan Ramadan 2020, tepat di masa transisi menuju dunia perkuliahan, ia menemukan momentum penting. Saat itu, ia menonton video pada kanal YouTube karya Mardial berjudul Cara Membuat Lofi Hip Hop – Mamang Kesbor. Tayangan sederhana tersebut membuka jalan baru baginya untuk mempelajari produksi musik digital. Walau awalnya terbatas karena tidak menguasai alat musik dan ia buta akan nada, rasa penasaran membuatnya tidak berhenti mencoba. Dari sinilah perjalanannya sebagai musisi independen benar-benar dimulai.
Usaha tersebut berbuah hasil ketika namanya untuk pertama kalinya muncul sebagai musisi di Spotify. Momen itu menjadi titik balik yang menguatkan langkahnya untuk terus berkarya. Sejak 2021, ia mulai merilis single demi single, baik dengan nama aslinya maupun dengan identitas musik lain sebagai dumpystuff. Rilisan tersebut tidak hanya menunjukkan konsistensi, tetapi juga keberaniannya untuk mengeksplorasi berbagai genre musik yang berbeda.
Tahun 2021 - Kanzen Pria Munaya:
Deimos Ceilo (Instrumental Version), Uncomfortable, Lost Night, quiet life
Tahun 2022-2024 - dumpystuff:
shoot, Back, dream, Seraya
Tahun 2025 - Kanzen Pria Munaya:
Velvet Skies, Wetwalk, 1810, (rencana dua single baru)
Perjalanan musik itu berjalan beriringan dengan kecintaannya pada dunia sastra. Setelah membuktikan diri melalui rilisan digital, ia juga sempat menulis dua novel yang hampir dipublikasikan. Bahkan, ia pernah meraih juara 3 lomba cipta puisi tingkat nasional yang diselenggarakan oleh penerbit dan percetakan CV. RFM Pramedia. Aktivitas sastra ini memperlihatkan bahwa kreativitasnya tidak hanya terbatas pada nada, tetapi juga pada untaian kata.