Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Missing Link dan Duplikasi Kitab Suci dalam Kredo Israel

3 Desember 2023   12:02 Diperbarui: 5 Desember 2023   16:21 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: freepik.com

Tentang Tuhan dan langit, tentang tanah dan air. Manusia berulang-ulang berbicara hal ini sejak hari pertama kesadaran. Tidak ada hari Senin di planet Mars, semua hari kacau di cincin Saturnus. Tuhan Maha Galaksi ditarik paksa melewati leher botol sejarah oleh agama-agama. Tiap klan dan wangsa merasa paling dipeluk Tuhan.

Apa yang membuat Zionisme besar kepala. Sebesar galaksi Andromeda. Mereka mengepakkan sayap besi untuk merebut kembali tanah suci Tuhan. Bak negara api, mereka tak ingin berbagi Yerusalem sebagai ibukota sejati orang-orang Yahudi. Mereka melibatkan Tuhan untuk melancarkan kejahatan mitos, dari kedunguan kuno dan miopia abadi.

Dengan petualangan "suci" dari hanya 0,2 persen umat manusia dan 0,005 persen dari permukaan bumi, dan hanya sekejap kedip lilin dari beribu bahkan juta tahun sejarah umat manusia, apa yang membuat mereka tampak penting di mata Tuhan dibanding penduduk Jomon, nenek moyang suku Proto-Jepang, orang-orang Maya dari Mesoamerika, suku-suku di Nugini, penghuni pulau Tasmania di belakang Australia, atau jika mungkin dari setitik kesadaran di Pluto yang baru saja dihapus dari barisan planet. Bisa jadi bagi pilot-pilot UFO berwajah serangga dari galaksi jauh yang sudah sering tertangkap basah. Mereka mungkin akan ditertawakan.

Pluto sebesar itu pada Agustus 2006, dicoret oleh Persatuan Astronomi Internasional (IAU) dari barisan planet-planet saking kecilnya. Pluto yang kerdil tak lagi disebut planet, bagaimana dengan Israel dan lintasan sempit sejarah Yahudi yang tampak sangat tidak penting dari keseluruhan permukaan bumi dan sejarahnya. Hanya setitik noktah.

Tidak ada jejak eksodus penduduk Yahudi dari Mesir, yang dipimpin Musa selain yang ditulis kitab suci, belum ada bukti valid setelah para ahli melakukan puluhan riset dan penggalian. Namun fakta arkheologi justru membuka kisah Raja Akkadian dari peradaban Sumeria bernama Sargon, yang hidup sebelum Musa lahir, ia adalah bayi yang dihanyutkan di sungai. Orang Mesopotamia boleh lebih purba, tapi agaknya mereka bukan pemenang.  

Tuhan Israel dianggap sebagai Tuhan tunggal. Tidak ada Tuhan selain Tuhan Israel? Artinya jangan pernah lahir dari rahim puak lain, jangan pernah menjadi Viking atau Gipsi jika ingin bertuhan yang benar. History is written by the victors, sejarah ditulis oleh pemenang, apakah juga berlaku bagi kitab suci?

Dan kisah-kisah di kitab suci itu berbenturan dengan Enuma Elish dan Epik Gilgamesh dari Mesopotamia (juga ditiru oleh Epos Odisseus oleh Yunani Kuno) yang jauh lebih kuno tentang penciptaan alam semesta, tentang manusia pertama yang dicipta dari tanah liat bernama Adapa, serta kembaran kisah Noah alias Nuh tentang Dewa Ea yang meminta Utnapishtim dan keluarganya membuat kapal besar lalu menyelamatkan masing-masing sepasang hewan yang ada.

Tidak ada jejak eksodus penduduk Yahudi dari Mesir, yang dipimpin Musa selain yang ditulis kitab suci, belum ada bukti valid setelah para ahli melakukan puluhan riset dan penggalian. Namun fakta arkheologi justru membuka kisah Raja Akkadian dari peradaban Sumeria bernama Sargon, yang hidup sebelum Musa lahir, ia adalah bayi yang dihanyutkan di sungai. Orang Mesopotamia boleh lebih purba, tapi agaknya mereka bukan pemenang.  

Medio abad 18, dua kerajaan Burma dan Siam berebut legitimasi dengan membawa-bawa kesetiaan kepada Sang Budha. Pada 7 April 1767, tentara raja Burma Hsinbyushin menyerbu ibukota Siam. Mereka membunuh, menjarah, memperkosa, membakar pagoda dan biara, membawa pulang ribuan budak, serta gerobak penuh emas dan permata.

Hsinbyushin bersembahyang di pagoda-pagodanya sendiri, memohon kepada Budha untuk memberkati pasukannya dengan lebih banyak kemenangan. Ia memperluas Pagoda Swhedagon, menyepuhnya dengan emas dan permata yang mungkin dijarah dari Siam, sambil mengeksekusi raja tawanan dan kerabatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun