Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Begini Cara Einstein Melihat Dunia

23 November 2017   17:21 Diperbarui: 10 Juli 2018   14:58 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Albert Einstein: www.coreaspect.org

Otak itu dipindahkan tujuh jam setelah kematiannya oleh Thomas Harvey secara diam - diam. Ia mengalami perjalanan panjang setelah meninggalkan tubuh kaku Einstein, Harvey melarikan diri dengan risiko kehilangan pekerjaan dan terus menggendong otak itu saat pindah ke Wichita, Kansas. Lalu membawanya lagi dalam perjalanan kembali ke Princeton, New Jersey.

Harvey adalah seorang ahli patologi dari Princeton University. Ia mengangkat otak sang jenius revolusioner lewat autopsi dan berharap penentu kecerdasan bisa terungkap dengan menelitinya.

Selama 20 tahun sejak 1955, Harvey menyimpan otak tersebut dalam botol yang diisi jus apel, sebelum dipindahkan ke sebuah tabung khusus. Namun dia tidak berhasil menemukan jawaban mengapa Einstein begitu jenius. Mungkin itulah balasan untuk seorang pencuri.

Otak brilian milik Einstein akhirnya hancur juga. Dalam sebuah perjalanan lintas negara di tahun 1990, ketika Harvey mendapat undangan khusus dari Bernhard Caesar Einstein -- cucu Einstein - otak itu tertumpah saat diletakkan di bagasi. Kisah perjalanan itu kemudian ditulis dalam sebuah buku berjudul "Driving Mr. Albert: A Trip Across America with Einstein's Brain"oleh Michael Paterniti yang melihat langsung kejadian itu.

Serangkaian penelitian yang rumit berhasil mengungkap beberapa keunikan otak Einstein yang diduga terkait dengan kecerdasannya. Salah satunya hasil penelitian Dean Falk dari Florida State University dan rekannya pada 2012, menunjukkan bahwa bagian otak depan, bagian somatosensori, motor primer, lobus parietal, korteks temporal, dan oksipitalis pada otak Einstein memang istimewa dibanding kebanyakan orang. Dengan keistimewaan itu, Einstein memiliki kemampuan penglihatan, spasial, dan matematis yang luar biasa.

Albert Einstein terlahir sebagai bayi gemuk dengan kepala besar. Ibunya menyangka ia adalah bayi cacat. Menderita disleksia, hingga umur  sembilan tahun belum juga bisa membaca dan menulis, dan jika berbicara tergagap -- gagap. Sampai umur 17 tahun, Einstein terlihat sebagai pria kecil yang gagal dan terbelakang secara akademis.

Sejak balita ia menemukan kesenangan dan betah menatap cara alam bekerja. Einstein kecil mendapatkan kompas dari ayahnya dan amat terkesan oleh kekuatan ajaib yang tak terlihat, yang mampu mengarahkan jarum kompas.

Teori Relativitas Einstein dengan Formula E = MC2 dapat dijelaskan secara sederhana melalui paradoks si kembar yang mendapati saudara kembarnya sudah jauh lebih tua setelah ia melakukan perjalanan dengan kecepatan mendekati cahaya. Fenomena itu hanyalah bagian kecil dari Teori Relativitas Einstein, serta bagaimana sebenarnya serangkaian postulat ke arah itu.

Dalam sejarah ilmu pasti, hanya sedikit orang saja---di antaranya Nicolaus Copernicus dan Isaac Newton---yang layak mendapat tempat terhormat seperti Albert Einstein, karena pemikirannya yang revolusioner. Pemahamannya dalam bidang fisika telah membuka mata para fisikawan dan filsuf dalam memahami alam semesta.

Secara keseluruhan Einstein adalah pria aneh dan pecinta yang buruk juga tidak menyukai hal -- hal yang sepele dan sederhana. Ia berpikir di luar kotak, dan di luarnya lagi, di luar lagi hingga ke ufuk semesta. Seperti ketika kita menatap layar yang menampilkan susunan galaksi atau rasi bintang, begitulah kira -- kira cara Einstein melihat dunia. Ia adalah makhluk makrokosmos dengan kecerdasan universal, lalu kemudian menjelaskan apa yang ia lihat secara matematika.

Einstein tidak ingin dicapekkan oleh hal -- hal sepele. Bagaimana kita yang sangat banyak sebaliknya. Negeri ini telah riuh dengan perdebatan atas hal -- hal kecil yang tidak substantif. A person starts to live when he can live outside himself, demikian Einstein. ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun