Mohon tunggu...
Maskal Novessro
Maskal Novessro Mohon Tunggu... profesional -

Maskal Novessro, seorang praktisi dan konsultan produktivitas, memperoleh sertifikat spesialis produktivitas dari APS yang berkedudukan di New York, USA.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Pizza versus Makanan Rumah

2 Mei 2014   12:09 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:57 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu waktu saat pelatihan produktivitas, saya ajukan pertanyaan ke para peserta, “kalau kita ambil perumpamaan makan sebagai input, maka keluarannya dalam bentuk apa?”. Kontan banyak peserta pasang muka agak jengah, salah satu dengan raut muka antara geli dan gusar berkata, “tinja pak!”. Kadang kita tidak benar-benar memahami situasi dengan baik tapi sudah tergesa-gesa mengambil kesimpulan. Tentu saja jawaban itu keliru, tapi memang itu jawaban yang umum akan saya terima atas pertanyaan tersebut. Dalam konteks produktivitas, jika input berupa makan dan minum, maka keluarannya tentu adalah energi untuk beraktivitas, berpikir dan berbicara. Tinja, maaf, dan juga air seni, adalah waste atau residu dari proses metabolisme tubuh kita. Susah payah sekali saya mendidik anak-anak saya untuk makan masakan rumah ketimbang makanan cepat saji yang memang marak dimana-mana dan sudah menjadi gaya hidup kita sekarang. Sekali-sekali tentu akhirnya saya bawa juga mereka keluar untuk makan bersama, tapi hingga saat ini, dan seterusnya, saya akan senantiasa mendorong mereka untuk makan hanya masakan rumah. Apa bedanya 1 piring masakan rumah yang berisi nasi, sayur, tahu, telur dan ikan, dengan 1 piring pizza misalnya? Dari segi kenyang, kurang lebih sama kenyangnya. Dari segi rasa, relatif, tapi rasanya sebagian besar akan bilang lebih enak pizza. Dari segi biaya, sudah pasti lebih mahal pizza. Tapi jika kita lihat dari segi kandungan gizinya? Rasanya masakan rumah yang sederhana itu akan lebih kaya nutrisi dan gizi. Berikut adalah data perbandingan nilai gizi antara 1 porsi pizza daging dengan 1 porsi nasi, sayur bayam, tahu goreng, telur rebus dan ikan lele. Dari sudut pandang produktivitas, kapabilitas proses ditubuh kita akan cenderung memproses semua makanan yang masuk kemudian menyaringnya menjadi sari dan residu. Sari akan diubah menjadi energi dan residu akan dibuang. Sebagian malah memanfaatkan residu ini sebagai input untuk proses lain seperti misalnya pupuk dan pakan ikan. Jadi dalam hal ini, masakan rumah akan menghasilkan nilai keluaran lebih tinggi dibanding pizza yang enak dan mahal tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun