Mohon tunggu...
yahyabms
yahyabms Mohon Tunggu... -

Menulis adalah bagaimana cara memecah kebekuan berfikir

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Moyes Ditelan Zaman

26 April 2014   16:54 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:10 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Apa yang diwarisi dari seorang kakek bernama Alex Ferguson? Jawabannya adalah sebuah skuad bermaterikan pemain-pemain ikonik di negara asalnya masing-masing, sebutlah Wayne Rooney, Robin van Persie, dan Shinji Kagawa, nama-nama ini hampir pasti masuk daftar starter tim nasional Inggris, Belanda, dan Jepang. Pria-pria tadi adalah warisan yang baru, sebelumnya, Fergie, sapaan akrab kakek Ferguson, melambungkan talenta-talenta jempolan, dari era 90an ada Eric Cantona, Peter Schemeichel, Jaap Stam, David Beckham, dan era 2000an, pemain terbaik dunia 2013, Cristiano Ronaldo, adalah anak didik kakek asal Scotlandia ini.

Tidak hanya mencetak pemain lapangan yang handal dan luar biasa, beberapa murid Fergie juga beberapa menjadi aktor dari pinggir lapangan, terbaru Ole Gunnar Solskjaer, ditunjuk menjadi pelatih Cardiff City, pahlawan kemenangan setan merah di final champions 1999 kontra Bayern Munich ini dibebani tugas mempertahankan klub asal Wales itu di pentas liga Inggris, Mark Hughes, pemain MU era 90an, karirnya menanjak kala menangani Blackburn Rovers, dan yang paling sukses adalah Laurent Blanc, pelatih PSG dan mantan pembesut timnas Perancis ini juga pernah dilatih Fergie beberapa musim.

Ferguson adalah legenda hidup bagi MU dan juga liga premier Inggris, namun semua akan berjumpa dengan batas waktu, Fergie yang makin tua memutuskan mengakhiri kiprahnya di bench, pensiun ia jalani sejak 2013, setelah sebelumnya meraih gelar Barclays Premier League.

Teka-teki penggantinya menjadi berita utama diseluruh dunia, nama-nama tenar timbul ke permukaan, tetapi kakek Fergie justru memilih David Moyes, seorang manajer tim papan tengah, Everton, guna meneruskan kegemilangan yang pernah dibangunnya, dari sini masalah dimulai, Fergie menyarankan Moyes menggunakan asistennya, tapi Moyes malah membawa orangnya sendiri, yaitu asistennya selama di Everton.

Moyes juga kewalahan ketika berusaha menggaet pemain incarannya, ada yang memilih klub lain dan ada juga yang bertahan. Reputasinya masih diragukan kemungkinan menjadi alasan pemain incaran tersebut ragu menerima tawaran, berbeda dengan Fergie yang sudah berkibar, bahkan untuk memboyong van Persie saja, hanya perlu menelepon Arsene Wenger dan urusan selesai.

Sepakbola terutama di Eropa berubah menjadi semacam industri hiburan penghasil uang, inilah kenyataan sekarang, MU memilih pelatih medioker, sedangkan rival-rivalnya memanggil pelatih fantastis, sebut saja Manchester City dengan Manuel Pellegrini dan Chelsea dengan pelatih kontroversial Jose Mourinho. Bukan hanya dua rival tadi yang merombak struktur, tetapi rival abadi lain yakni Liverpool bangkit dengan dua striker berbahayanya, Luis Suarez dan Daniel Sturridge, hasilnya MU hanya menonton pesaingnya saling menjatuhkan di papan atas, tragisnya MU pun seperti berganti lawan, sebelumnya iblis merah selalu meramaikan perebutan gelar, kini, armada Old Trafford berebut posisi Liga Europa dengan Totenham Hotspurs, Everton, Newcastle United dan Southampton.

Seperti dikatakan diatas, sepakbola Eropa merupakan bagian dari industri hiburan, dan tidak lolosnya MU ke Eropa serta tiadanya gelar adalah bencana keuangan, sponsor pasti akan berpikir ulang mendukung klub tidak berprestasi dan tidak berpartisipasi di kompetisi UEFA, naasnya, klub ini sekarang dimiliki pengusaha dan pastilah profit oriented bakal dikejar. Gelontoran dana besar hanya “sukses” mendatangkan Fellaini dan Juan Mata di bursa transfer, nama terakhir hanya satu-satunya bintang yang didatangkan Moyes.

Jebloknya prestasi dan menjadi bulan-bulana rival lama-lama menghabiskan kesabaran manajemen, ingat bung, ini era industri sepakbola, tidak sukses maka tidak ada uang masuk. Keluarga Glazer pun tidak mau rugi, akhirnya Moyes didepak. Apakah Moyes sepenuhnya salah? Tidak juga, seperti dikatakan Roy Keane, Moyes tidak mendapat dukungan pemain, terlihat dari tidak adanya ucapan terima kasih pria Scotlandia kepada Wayne Rooney dkk. Seorang pelatih medioker besar kemungkinan tidak dihormati skuad bertabur bintang, akan berbeda kondisinya bila Jose Mourinho atau Josep Guardiola yang jadi bossnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun