Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Citayam Fashion Week Spirits

24 Juli 2022   20:32 Diperbarui: 14 September 2024   13:03 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejumlah ABG dari wilayah Citayam, Depok menimbulkan kegemparan secara nasional beberapa minggu terakhir ini. Tentu saja ada beberapa sisi negatif yang dibuat oleh ABG Citayam yang melakukan kegiatan kumpul-kumpul di wilayah Dukuh Atas untuk melakukan fashion show jalanan ini, misalnya mereka membuat lalu-lintas terganggu, dan mereka merokok. Tentu solusi untuk itu mudah untuk dicari atau disediakan.

Namun saya mencatat ada beberapa spirit atau poin positif yang muncul dari kegiatan di Dukuh Atas ini. Spirit ini tentu saja perlu diperhatikan oleh pemerintah yang katanya ingin menumbuhkan SDM Unggul.

1. ABG ini datang dari tempat yang cukup jauh dengan transportasi umum yang murah dan nyaman. Jadi mereka mempromosikan transportasi umum. Oleh karena itu pemerintah harus menjaga pelayanan transportasi umum. Asal tahu saja, bahwa di sekitar Dukuh Atas terdapat lima layanan transportasi. Di antaranya Transjakarta, MRT, KRL di Stasiun Sudirman, kereta Bandara di Stasiun BNI City, dan LRT Jabodetabek.

Baca artikel CNN Indonesia "Pengunjung Citayam Fashion Week Ditegur: Pakai Transportasi Umum" (klik di sini).

2. ABG ini mempromosikan gaya berpakaian alternatif, yaitu barang murah tapi unik atau anti mainstream, meski mereka disebut norak oleh orang-orang kaya. Kebanyakan barang itu dibeli dari toko online, dan mereka tanpa ragu mengakui bahwa barang-barang yang mereka kenakan memang murah.

3. ABG ini tidak terpapar paham radikalisme dan menawarkan cara alternatif bagi ABG lain untuk tidak tertular paham radikalisme. Di Dukuh Atas mereka berkumpul tanpa membedakan agama, suku, bahkan juga orientasi seksual mereka.

4. ABG ini menghidupkan aktivitas pedagang kaki lima (makanan & minuman) di wilayah itu. Satu pedagang menyebut bisa mendapat omset 800 ribu per hari.

5. ABG ini tanpa sadar sedang memperingatkan pemerintah, bahwa mereka membutuhkan ruang dan dukungan pemerintah dalam berekspresi atau berkreativitas. 

Apakah ruang dan dukungan itu disediakan oleh pemerintah di tiap wilayah atau disediakan oleh pemerintah pusat? Mesti direnungkan, bahwa dunia sekarang cepat berubah dan drastis. Banyak futurists yang memperingatkan bahwa perubahan itu nyaris tidak bisa ditebak. 

Era industry revolution 4.0 membuat pendidikan formal atau pendidikan yang dulu menjadi andalan tak lagi memadai, karena tidak memberi kemampuan beradaptasi pada perubahan yang cepat dan drastis pada generasi sangat muda ini, termasuk juga generasi yang lebih tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun