Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Angka Pandemi Covid-19 dan Vaksinasi

22 Januari 2021   09:29 Diperbarui: 22 Januari 2021   21:30 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: https://covid19.go.id/

Pandemi COVID-19 mulai merebak Desember 2019 lalu. Sekarang setiap hari 300 orang lebih mati di Indonesia dari 11 ribu bertambahnya yang terinfeksi setiap hari. Sedangkan sejak Maret 2020 sudah mati sebanyak 27,000 lebih (Worldometers).

Sementara itu sudah 2 juta orang lebih mati di seluruh dunia sejak Desember 2019 lalu dan 1500 orang mati setiap hari dari 7500 bertambahnya yang terinfeksi setiap hari.

Pada kasus pandemi Spanish Flu (1918-1919), gelombang kematian kedua (ada 3 gelombang kematian) yang paling banyak menelan nyawa di seluruh dunia. 

Pulau Jawa sendiri memiliki catatan 1,5 juta orang mati saat pandemi Spanish Flu. Gelombang kedua terjadi di kwartal ketiga saat itu.

Pandemi COVID-19 sekarang telah melewati kwartal ketiga, jumlah korban "masih" 2 juta orang lebih. Meski vaksin telah ditemukan, nampaknya paling cepat pandemi akan berakhir di awal tahun depan, 2022.

Sedangkan pandemi Spanish Flu berhenti setelah 50 juta orang lebih mati dalam kurun waktu 2 tahun saja. Para peneliti menduga pandemi berhenti karena telah tercapai herd immunity.

Kita tentu tak perlu menunggu atau membiarkan 50 juta orang atau lebih mati lebih dahulu agar pandemi berhenti. Kenapa? Tentu karena sekarang kita punya vaksin yang bisa mempercepat tercapainya herd immunity.

Presiden Jokowi bahkan menyebut agar swasta juga terlibat untuk menyelenggarakan vaksinasi swasta. Itu agar proses imunisasi bisa lebih cepat.

Sayangnya ketersediaan vaksin amat terbatas di dunia. Selain proses produksi yang tak bisa cepat, juga karena kebutuhan dunia akan vaksin yang tinggi sekali. 

Amerika baru-baru ini dikabarkan kekurangan vaksin saat vaksinasi baru saja berjalan di sana. Belum lagi juga karena alasan politik dunia yang dijalankan oleh negara yang memproduksi vaksin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun