Mohon tunggu...
M. Jaya Nasti
M. Jaya Nasti Mohon Tunggu... mantan profesional -

Hanya seorang kakek yang hobi menulis agar tidak cepat pikun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Warisan SBY Banyak, Tetapi Sayang Kalah Banyak

21 Maret 2016   08:04 Diperbarui: 21 Maret 2016   08:05 16275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siapa bilang mantan Presiden SBY selama sepuluh tahun berkuasa tidak punya warisan dan jasa bagi bangsanya? Banyak sekali warisan yang ditinggalkannya yang masih digunakan dan masih kita nikmati sampai saat ini. Bagi para pelancong ke Bali misalnya, ada jalan tol di atas laut yang membentang dari Denpasar sampai Nusa Dua sepanjang 12 km. Jalan tol di atas laut itu dibangun pada masa pemerintahan SBY, dan ditongkrongi setiap minggu oleh Dahlan Iskan selaku Menteri BUMN supaya cepat selesai. Sekarang jalan tol di atas laut itu menjadi salah satu ikon dan kebanggaan Bali.

Di Sumatera Utara ada bandara internasional Kuala Namu, yang juga dibangun pada masa pemerintahan SBY. Sekarang Bandara Internasional Kuala Namu menjadi bandara kebanggaan masyarakat Sumut. Konon fasilitasnya tidak kalah dari Bandara Kuala Lumpur di Malaysia. Supaya lebih komplit, sekarang sedang dibangun fasilitas jalan kereta api cepat ke Medan

Demikian juga jembatan Suramadu yang menghubungkan pulau Jawa dengan Madura, dibangun para era  dan diresmikan oleh Presiden SBY.  Pelabuhan Teluk Bayur di Padang dan Teluk Bay di Bengkulu juga telah disulap menjadi pelabuhan peti kemas, menjadikannya  pelabuhan-pelabuhan  utama di pantai Barat Sumatera.  Tentu saja masih sangat banyak warisan SBY lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Jadi mantan Presiden SBY tidak perlu gundah gulana melihat pembangunan infrastuktur ekonomi oleh penggantinya, Presiden Jokowi yang terkesan lebih cepat, lebih banyak dan tersebar luas dari Aceh sampai ke Papua, pada hal Jokowi baru 1,5 tahun memerintah. 

Ada situasi yang berbeda pada zaman SBY dan Jokowi yang menyebabkan banyak sedikitnya warisan dibangun kedua presiden. Pada masa SBY, APBN terkuras oleh subsidi BBM yang sangat besar, yang mencapai hampir Rp 250 setiap tahun. Presiden SBY terkesan ragu dan takut untuk menghapus subsidi BBM, karena konsekwesinya ia akan berhadapan dengan DPR  yang sok membela rakyat dan rakyat lapisan menengah-bawah. Akhirnya SBY memutuskan tidak menghapus subsidi BBM. Akibatnya Negara tidak mempunyai banyak dana untuk melakukan pembangunan infrastruktur ekonomi dan program kesejahteraan sosial.

Pada saat pemerintahan berganti, Presiden Jokowi dengan berani menghapus subsidi BBM, khususnya jenis premium. Hasilnya, pemerintahan Jokowi mempunyai cukup banyak dana untuk melancarkan program pembangunan kesejahteraan sosial dan pembangunan infrastruktur ekonomi.

Presiden Jokowi ternyata mau menanggung resiko  menjadi sasaran kemarahan DPR dan rakyat golongan ekonomi menengah.  DPR marah dan tercengang tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Rakyat yang selama ini mendapat subsidi BBM paling banyak tentunya langsung menjadi pembenci Presien  Jokowi.

Akan tetapi Presiden Jokowi menyebut subsidi BBM yang telah berlangsung lama sebenarnya salah sasaran. Yang menikmatinya adalah rakyat yang tergolong mampu membeli mobil  yang mengkonsumsi BBM paling  banyak. Sedangkan rakyat miskin golongan bawah tidak memerlukan BBM. Yang mereka perlukan adalah ketersediaan gas elpiji yang memang masih diberi subsidi. Presiden Jokowi yakin, kemarahan rakyat itu akan menyusut dan hilang berganti rasa syukur, setelah melihat infrastruktur ekonomi selesai dibangun.

Jadi hambatan mantan Presiden SBY dalam membangun warisan adiluhung yang banyak dan  berguna rakyatnya serta menjadi amal salehnya, adalah ketakutan dalam dirinya. Ada masalah sikap mental kepemimpinan, yaitu penakut dan ragu-ragu dalam mengambil keputusan. Ia lebih mementingkan citra sebagai pemimpin yang baik hati.  Seharusnya citra itu tidak lagi terlalu penting  sejak ia terpilih untuk periode kedua, sejak 2009. SBY seharusnya pada 5 tahun terakhir masa pemerintahannya ngebut membangun warisan  yang berguna bagi bangsa dan negaranya. Subsidi BBM seharusnya sudah dihapus pada akhir 2009 itu juga. Minimal dari  APBN selama lima tahun akan tersedia Rp 1000 triliun untuk membangun infrasturuktur ekonomi, sebagaimana yang dilakukan PresidenJokowi saat ini.

Itulah penghambat utama SBY dalam menciptakan banyak warisan bagi bangsa dan negaranya. Tentu saja masih banyak penghambat yang lain. Misalnya ia terkesan sangat santai. Ia mengurus Negara bak pilot pesawat terbang yang memencet tombol “auto pilot”. Ia diejek sebagai Presiden yang mengurus Negara sambil menciptakan lagu dan membuat album.

Pada masa  awal pemerintahan  SBY periode  pertama terjadi bencana tsunami di Aceh yang menyebabkan 200 ribu orang meninggal dunia. Selanjutnya pada masa  awal pemerintahan  SBY periode kedua terjadi pula kekacauan politik karena skandal Bank Century yang merugikan Negara sampai Rp 6,7 Triliun. Ada kecurigaan sebagian dana  untuk Bank Century itu mengalir keluar, untuk keperluan Kongres Partai Demokrat. Skandal itu menyebabkan Wapres Budiono menjadi tersandera untuk berfungsi secara optimal selaku wapres, karena dianggap terlibat dalam Skandal Bank Century tersebut. Bencana alam tsunami Aceh dan skandal Bank Century ini menyebabkan SBY terseok langkahnya dalam melancarkan program-program pembangunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun