Di pelosok Dusun Cibeureum, Desa Ujung Gagak, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, tinggal seorang perempuan tangguh bernama Nenek Sarjah, kini berusia 74 tahun. Beliau adalah seorang janda prasejahtera yang telah kehilangan suaminya sejak 30 tahun silam karena sakit. Sejak saat itu, Nek Sarjah hidup seorang diri dan menafkahi dirinya tanpa bantuan siapa pun.
update kegiatan nek sarjah setelah terbantu
Dulu, rumah yang ditempati Nek Sarjah benar-benar tak layak huni. Dindingnya bolong, kayunya lapuk, dan jika orang lewat di depan rumahnya, bagian dalam terlihat jelas karena kerusakannya. Setiap malam, Nek Sarjah sering merasa gelisah dan takut—tak hanya karena kondisi rumahnya yang hampir roboh, tapi juga karena tak tahu sampai kapan bisa bertahan.
update kegiatan nek sarjah setelah terbantu
“Mau ngumpulin buat benerin rumah dari mana, Mas... Dapet buat makan hari ini aja udah bersyukur banget,” ucap Nek Sarjah kala itu, dengan mata yang menerawang.
Karena rumahnya tak lagi aman, ia bahkan sempat menumpang tidur di rumah warga yang tak jauh dari rumah reotnya. Tapi Nek Sarjah kerap merasa tak enak hati jika harus terus menumpang. Dalam doanya, ia selalu berharap rumahnya bisa segera dibenahi agar bisa tinggal dengan tenang di usia senja.
update kegiatan nek sarjah setelah terbantu
Harapan itu akhirnya terwujud melalui program bantuan pembangunan rumah dari Mizan Amanah. Kini, rumah baru Nek Sarjah telah berdiri kokoh dan layak huni—dilengkapi dengan peralatan dapur, kompor, gas, kasur, bantal, pakaian, bahkan rice cooker.
update kegiatan nek sarjah setelah terbantu
“Alhamdulillah... sekarang saya bisa tinggal tenang. Badan juga lebih sehat, hati tenang. Terima kasih banyak atas bangunannya. Semoga semua donatur panjang umur, sehat, sukses dunia akhirat, jadi ahli surga,” ucap Nek Sarjah berkali-kali dengan penuh haru.
update kegiatan nek sarjah setelah terbantu
Kini, rumah tersebut tak hanya menjadi tempat tinggal bagi Nek Sarjah, tapi juga menjadi ruang kebaikan bagi banyak anak di sekitar. Setiap sore, anak-anak datang untuk belajar dan mengaji bersama beliau. Kadang mereka juga menginap, dan Nek Sarjah dengan senang hati memasakkan kue atau makanan sederhana untuk mereka.
update kegiatan nek sarjah setelah terbantu
Selain mengajar, Nek Sarjah juga merawat beberapa kambing sebagai bentuk kemandirian di masa tuanya. Ia merasa hidupnya kini jauh lebih berarti—bukan hanya karena memiliki rumah yang layak, tapi karena bisa terus berbagi manfaat untuk banyak orang.
update kegiatan nek sarjah setelah terbantu
“Bukan saya saja yang merasakan manfaatnya,” tutur Nek Sarjah lembut, “anak-anak di sini juga senang... mereka belajar, mengaji, dan semoga jadi anak-anak yang pintar, sukses dunia dan akhirat.”
Bagi Nek Sarjah, rumah barunya bukan sekadar tempat berteduh, tapi simbol dari doa yang dijawab—doa seorang perempuan kuat yang tak pernah berhenti berharap.
whatsapp-image-2025-10-15-at-15-18-53-13-68f06f57a5a23912707a0f52.jpeg
Lihat Sosbud Selengkapnya