Ikan asin adalah produk olahan laut yang banyak disukai, baik oleh masyarakat Indonesia maupun konsumen di berbagai negara. Cita rasa gurih dan keawetan produk ini bergantung pada proses pengolahan yang tepat, terutama pada tahap penggaraman. Proses penggaraman memerlukan media air tawar untuk melarutkan garam sehingga dapat meresap ke dalam daging ikan secara merata. Namun, di daerah pesisir, ketersediaan air tawar sering kali menjadi kendala. Di sinilah teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) memiliki peran penting. Dengan SWRO, air laut yang melimpah diolah menjadi air tawar berkualitas tinggi, sehingga proses perendaman ikan dalam larutan garam dapat berjalan optimal. Lalu, bagaimana penggunaan SWRO berpengaruh pada kadar asin yang meresap ke dalam ikan?
Peran Air dalam Proses Penggaraman
Penggaraman ikan tidak hanya sekadar menaburkan garam. Untuk mendapatkan hasil yang baik, garam harus dilarutkan dalam air terlebih dahulu sehingga konsentrasinya merata. Air yang digunakan harus bersih, bebas dari garam laut berlebih, mineral, maupun bakteri.
Jika menggunakan air yang tidak berkualitas, beberapa masalah dapat muncul :
Garam tidak larut dengan sempurna, sehingga distribusinya tidak merata.
Kadar asin pada ikan menjadi tidak konsisten, sebagian terlalu asin, sebagian lagi hambar.
Adanya kontaminan dapat memicu pertumbuhan bakteri yang merusak kualitas ikan asin.
Keunggulan Air Hasil SWRO untuk Penggaraman
Air hasil SWRO memiliki karakteristik yang membuat proses peresapan garam berjalan optimal, yaitu :
Bebas dari garam berlebih
Air laut memiliki kadar garam yang terlalu tinggi untuk dijadikan media perendaman. SWRO mampu menyaring garam tersebut sehingga menghasilkan air tawar dengan tingkat kemurnian tinggi. Hasilnya, larutan garam yang di pakai sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan.
Kemurnian tinggi
SWRO menghilangkan mineral berlebih, bakteri, dan kotoran mikro. Dengan demikian, garam dapat larut lebih sempurna dan meresap merata ke dalam daging ikan.
Kualitas konsisten
Air dari SWRO memiliki standar kualitas yang stabil setiap saat. Hal ini membuat hasil penggaraman lebih konsisten dibandingkan bila menggunakan air tanah atau sumber lain yang kualitasnya fluktuatif.