Ketika Privasi Tergerus: Kisahku Menghadapi Etika di Dunia Digital

Privasi ku kacau setelah foto ku bersama teman ku disalahgunakan sama orang lain.

Di suatu hari, aku memposting sebuah foto bersama temenku di akun instagram kedua. Awalnya, itu hanya sekedar membagikan momen tanpa berpikir panjang ya karena itu sudah menjadi hal yang biasa ketika punya foto bagus langsung dipostingkan. Namun aku tidak menyangka foto itu akan disalahgunakan oleh seseorang  yang tidak beertanggung jawab. Foto tersebut dipakai sebagai foto profil akun palsu yang kemudian mengirim pesan melalui DM TikTokku, mengaku sebagai temenku dan meminta nomer wa ku, setelah itu dia meminjam uang ke aku. Aku langsung mengkonfirmasi  ke temen ku yang asli, dan ternyata dia sama sekali tidak tahu ternyata hal itu. Aku jadi merasa privasi kami telah dilanggar dan itu sangat menyakitkan.

Kejadian ini membuatku betapa rapuhnya privasi di dunia digital dan bagaimana etika dalam penggunaan konten digital sering diabaikan. Orang-orang bisa dengan mudah memanfaatkan hal-hal yang kita anggap pribadi untuk tujuan yang ga bener, bahkan merugikan orang lain. 

Dari pengalaman ini, aku belajar bahwa kita harus lebih waspada dan bijak dalam berbagai konten di media sosial. Selain itu, penting juga untuk mengedukasi diri dan orang lain mengenai etika digital, terutama menghargai privasi dan identitas orang lain agar tidak disalahgunakan. 

Budaya digital memang penuh dengan peluang, tapi juga penuh tantangan etika dan privasi yang harus kita hadapi bersama agar dunia maya tetap aman dan nyaman untuk semua orang.