Di tengah modernisasi gaya hidup mahasiswa dan masyarakat sekitar kampus, keberadaan jamu gendong Bu Harni yang berlokasikan di Jalan Taman Siswa No.67, Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah atau berlokasikan di Pasar Krempyeng dekat Universitas Negeri Semarang menjadi fase yang menyehatkan. Dengan harga terjangkau mulai dari Rp 4.000, Bu Harni menyajikan berbagai pilihan jamu tradisional yang dibuat manual seperti Beras Kencur, Kunir Asem, Brotowali, dan perjamuan lainnya.
Kehangatan dan kesederhanaan Bu Harni bukan hanya terletak pada racikan jamunya, melainkan juga pada konsistensinya menjaga tradisi minum jamu di tengah gempuran minuman modern. Tidak sedikit mahasiswa yang mampir di pagi hari, pedagang yang singgah sebentar sebelum berjualan, hingga warga sekitar yang menjadikan jamu sebagai rutinitas harian.
Menariknya, saat bulan Ramadhan, Bu Harni menyesuaikan jadwal khusus. Jika biasanya jamu tersedia pagi dimulai pukul 06.30 sampai 10.30, Bu Harni baru membuka dagangannya mulai jam 15.00. Hal ini membuat jamu tradisional menjadi salah satu pilihan segar sekaligus menyehatkan untuk berbuka
INOVASI DARI GENERASI MUDA
Melihat potensi dari konsistensinya Bu Harni dalam melestarikan jamu gendong, kelompok kami mencoba menghadirkan sentuhan inovasi tanpa menghilangkan keaslian tradisi. Kelompok kami merancang stiker dan kemasan baru untuk botol jamu sehingga tampilannya lebih menarik dan praktis. Selain itu, kami juga membuat pamflet berisi daftar harga dan varian jamu yang ditawarkan, lengkap dengan jadwal khusus saat bulan puasa. Dengan begitu, pembeli dapat lebih mudah mengetahui pilihan jamu yang tersedia.
MENJAGA TRADISI, MERAWAT SEHAT
Di era serba digital, keberadaan jamu gendong seringkali terlupakan. Namun kisah Bu Harni di Pasar Krempyeng daerah UNNES membuktikan bahwa tradisi tidak hanya bisa bertahan, melainkan juga berkembang dengan sentuhan inovasi.
Jamu gendong bukan sekadar minuman, melainkan warisan budaya yang menyimpan nilai kesehatan, kebersamaan, dan kearifan lokal. Harapannya, semakin banyak masyarakat- terutama generasi muda yang bangga mengkonsumsi jamu, sekaligus mendukung para penjual tradisional seperti Bu Harni.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI